Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Cathedral of Junk, Mahakarya Seni Unik di Tengah Suburban Austin

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Cathedral of Junk, Mahakarya Seni Unik di Tengah Suburban Austin
Foto: Cathedral of Junk, Austin, Texas (atlasobscura.com)

Pantau - Berlokasi di halaman belakang sebuah rumah di Austin, Texas, Cathedral of Junk merupakan karya seni unik yang mencerminkan kreativitas tanpa batas. Dibangun dari lebih dari 60 ton material bekas, karya ini menjadi bukti bahwa "sampah" dapat diubah menjadi sesuatu yang bernilai seni tinggi. Dengan ketinggian mencapai 33 kaki, struktur ini memadukan berbagai barang bekas seperti suku cadang mobil, alat rumah tangga, hingga peralatan logam yang memantulkan sinar matahari. Kombinasi elemen-elemen ini menciptakan keindahan visual yang memikat dan memberi pengalaman nostalgia kepada pengunjung.

@shelbysorrel the cathedral of junk is forever one of my favorite spots in austin — I’ve been visiting since 2012 and love it every single visit. 🫶🏻 made up of pretty much any object you could possibly think of, this cathedral / sculpture has signs, dolls, toys, car parts, building materials, signs, tires, mirrors, mannequins, etc. and there’s multiple areas that take you to different levels! it is the old austin that we all know and love 🥹 to visit, you must call ahead to make an appointment with vince at 512-299-7413! there’s a donation box on site so definitely leave a tip if you can and make sure to not block neighbors driveways or mailboxes 😌 📍 4422 lareina drive #austin #austintexas #austintx #thingstodoinaustin #atx #texas #exploreaustin #texasforever #atxlife #stufftodoinaustin ♬ Feels Like - Gracie Abrams

Proses Pembuatan

Dibangun oleh seniman Vince Hannemann, yang dikenal sebagai "Raja Junk," proyek ini dimulai pada 1989. Awalnya, Hannemann hanya menggunakan barang-barang bekas miliknya sendiri tanpa desain besar. Namun, seiring waktu, proyek ini berkembang melalui sumbangan material dari masyarakat. Barang-barang seperti sepeda, mainan, hingga toilet kini menghiasi struktur ini, menjadikannya instalasi seni yang terus berubah dan berevolusi. Nama Cathedral of Junk sendiri diberikan oleh ibu Hannemann, yang menggambarkan kemegahan karya ini meski terbuat dari barang bekas.

Baca juga: Yueh Hai Ching, Kuil Teochew Tertua di Singapura yang Penuh Sejarah dan Cinta

Daya Tarik dan Pengalaman Pengunjung

Setiap tahun, sekitar 11.000 hingga 14.000 orang mengunjungi Cathedral of Junk. Tempat ini menawarkan pengalaman unik dengan berbagai ruangan, tangga beton, lorong-lorong sempit, hingga ruang khusus seperti "throne room". Di malam hari, struktur ini berkilauan dengan lampu neon dan jam dinding, sementara siang hari cahayanya menonjolkan keindahan material logam. Banyak pengunjung merasa tersentuh oleh "aura spiritual" yang terpancar dari tempat ini, membangkitkan emosi yang mendalam.

Ancaman dan Pelestarian

Pada 2010, struktur ini sempat terancam pembongkaran akibat keluhan tetangga. Pemerintah setempat menemukan pelanggaran kode bangunan dan meminta penyesuaian. Dengan dukungan ratusan relawan, pengacara, dan insinyur, Hannemann berhasil memenuhi standar yang diperlukan. Meski harus mengurangi hampir 50 ton material, Cathedral of Junk tetap bertahan. Selain itu, aturan baru menetapkan batas tinggi dan jarak dari pagar untuk memastikan keberlanjutan.

Cathedral of Junk di Mata Sang Seniman

Hannemann beberapa kali sempat mempertimbangkan untuk membongkar karyanya sendiri. Pada tahun 2000, ia merasakan kelelahan dan bahkan sempat menghancurkan beberapa bagian. Namun, semangatnya kembali bangkit, dan ia melanjutkan pembangunan dengan desain baru. Hingga 2019, Hannemann mengklaim bahwa proyek ini sudah 99% selesai, meskipun ia tetap melakukan penyesuaian dari waktu ke waktu.

Baca juga: Bath Abbey, Landmark Bersejarah dengan Arsitektur Ikonik di Inggris

Kesimpulan

Cathedral of Junk adalah simbol kreativitas tanpa batas yang menawarkan pengalaman seni, nostalgia, dan komunitas. Tempat ini tidak hanya menjadi atraksi wisata, tetapi juga bukti semangat Hannemann dalam menciptakan sesuatu yang berbeda. Bagi pengunjung, karya ini menjadi tempat refleksi, inspirasi, dan apresiasi terhadap seni yang lahir dari barang bekas. Seperti yang diungkapkan Hannemann, "Saya melakukannya karena saya menyukainya. Ketika saya tidak menyukainya lagi, saya akan membongkarnya."

Dengan keunikan dan daya tariknya, Cathedral of Junk terus menjadi salah satu ikon budaya di Austin, menyambut siapa saja yang ingin menikmati seni dari perspektif yang berbeda.

Penulis :
Latisha Asharani