billboard mobile
HOME  ⁄  Food & Travel

Thian Hock Keng Temple, Warisan Budaya dan Sejarah di Singapura

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Thian Hock Keng Temple, Warisan Budaya dan Sejarah di Singapura
Foto: Thian Hock Keng Temple, Singapura (citydays.com)

Pantau - Thian Hock Keng Temple, yang terletak di kawasan bersejarah Chinatown, adalah salah satu kuil Hokkien tertua dan paling ikonik di Singapura. Sebagai situs warisan budaya yang telah berdiri sejak abad ke-19, kuil ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga mencerminkan sejarah panjang imigran Tionghoa di negeri singa. Dengan arsitektur khas Fujian dan nilai spiritual yang mendalam, Thian Hock Keng Temple menjadi magnet bagi wisatawan dan pecinta sejarah.

Sejarah Thian Hock Keng Temple

Kuil ini memiliki akar sejarah yang erat dengan kisah perjalanan para imigran Hokkien dari Provinsi Fujian, Tiongkok. Pada abad ke-19, banyak dari mereka melakukan perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk mencari kehidupan yang lebih baik di Singapura. Saat tiba dengan selamat di Singapura, mereka sering mengunjungi situs yang kini menjadi lokasi Thian Hock Keng Temple untuk mengucap syukur kepada Mazu, Dewi Laut.

Pada awalnya, situs ini hanyalah rumah doa kecil yang dibangun pada tahun 1822. Namun, seiring waktu, rumah doa sederhana itu berkembang menjadi sebuah kuil megah yang dibangun antara tahun 1839 dan 1842. Tan Tock Seng, seorang filantropis dan pengusaha terkenal, menjadi salah satu donatur utama pembangunan kuil ini.

Baca juga: Yueh Hai Ching, Kuil Teochew Tertua di Singapura yang Penuh Sejarah dan Cinta

Dedikasi untuk Mazu, Dewi Laut

Thian Hock Keng Temple didedikasikan untuk Mazu, Dewi Laut yang dihormati oleh komunitas pelaut dan pedagang Tionghoa. Dalam tradisi Tionghoa, Mazu dipercaya melindungi para pelaut dari badai dan bahaya di lautan. Kisah Mazu bermula dari seorang perempuan bernama Lin Moniang dari Fujian pada abad ke-10 yang dikenal karena kemampuan spiritualnya dalam meramal cuaca dan menyelamatkan pelaut. Setelah wafat, Lin Moniang diangkat sebagai dewi dan dihormati secara luas, termasuk oleh komunitas Hokkien di Singapura.

Arsitektur dan Keunikan Kuil

Salah satu daya tarik utama Thian Hock Keng Temple adalah arsitekturnya yang megah dan kaya akan detail. Kuil ini dibangun tanpa menggunakan paku, mengikuti tradisi konstruksi Tionghoa kuno. Semua bahan bangunan, termasuk kayu, ubin, dan patung, diimpor langsung dari Fujian, Tiongkok.

Selain itu, ukiran naga, phoenix, dan bunga teratai menghiasi berbagai bagian kuil, melambangkan kemakmuran, harmoni, dan keberuntungan. Gerbang utama kuil dihiasi dengan ukiran naga emas, sementara patung Mazu ditempatkan di altar utama sebagai pusat perhatian.

Baca juga: Kampong Lorong Buangkok, Kampung Terakhir di Singapura yang Penuh Sejarah

Menariknya, kuil ini juga mencerminkan pengaruh budaya lain, seperti ukiran figur India pada balok kayu yang dibuat oleh komunitas Tamil Muslim. Pada tahun 1906, gerbang besi tempa dari Glasgow, Skotlandia, ditambahkan, menunjukkan jejak hubungan Singapura dengan negara-negara Barat pada masa kolonial.

Peran Thian Hock Keng Temple dalam Masyarakat

Hingga kini, Thian Hock Keng Temple tetap menjadi pusat spiritual bagi penganut Buddha, Tao, dan Konfusianisme. Setiap tahunnya, ribuan orang berkunjung untuk berdoa, terutama pada perayaan Tahun Baru Imlek dan Hari Ulang Tahun Mazu. Kuil ini juga menjadi tempat berbagai ritual tradisional, seperti pemberkatan pernikahan dan upacara doa untuk keselamatan perjalanan.

Sebagai situs warisan nasional, Thian Hock Keng Temple juga menarik perhatian wisatawan dari seluruh dunia. Dengan perpaduan arsitektur indah, sejarah yang kaya, dan nilai budaya yang tinggi, kuil ini menawarkan pengalaman yang mendalam bagi siapa saja yang ingin memahami perjalanan Singapura sebagai negara multikultural.

Baca juga: Sri Thendayuthapani Temple, Warisan Budaya Hindu di Singapura

Kunjungan ke Thian Hock Keng Temple

Bagi Anda yang ingin mengunjungi Thian Hock Keng Temple, lokasinya sangat mudah diakses di Telok Ayer Street, Chinatown. Kuil ini buka setiap hari, dan pengunjung disarankan untuk mengenakan pakaian sopan sebagai bentuk penghormatan terhadap tempat ibadah. Jangan lupa untuk menyempatkan waktu menikmati keindahan detail arsitektur kuil, yang akan membawa Anda ke masa lalu penuh cerita dan makna.

Penulis :
Latisha Asharani