Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Museum of Sex di New York, dari Tragedi Sejarah hingga Pusat Edukasi Seksual

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Museum of Sex di New York, dari Tragedi Sejarah hingga Pusat Edukasi Seksual
Foto: Museum of Sex (citydays.com)

Pantau - Museum of Sex di New York ini terinspirasi dari Institut Seksologi Jerman yang dihancurkan oleh massa Nazi. Pada 6 Mei 1933, tiga bulan setelah Hitler berkuasa, kelompok mahasiswa Nazi menyerbu Institut Seksologi Berlin, Sexualwissenschaft. Koleksi institusi ini dijarah, dan empat hari kemudian dibakar di alun-alun publik. Alasan tindakan ini bukan hanya antisemitisme, tetapi juga untuk menutupi homoseksualitas beberapa pejabat Nazi yang pernah menjadi pasien pendiri institut, Magnus Hirschfeld.

Museum of Sex di New York City didedikasikan untuk "sejarah, evolusi, dan signifikansi budaya seksualitas manusia."

Upaya Mendirikan Museum Seks Baru

Lebih dari setengah abad kemudian, Daniel Gluck mencoba mendirikan museum serupa di New York City (NYC). Ia ingin menciptakan tempat yang merangkum sejarah, evolusi, dan signifikansi budaya seksualitas manusia. Namun, Dewan Pendidikan Negara Bagian New York menolak proposalnya, menganggap gagasan tersebut "mengolok-olok konsep museum".

Gluck, meski bisa mendapat dukungan dari industri pornografi, memilih untuk mendanai proyeknya secara mandiri. Ia paham bahwa harga tiket masuk harus tinggi untuk menjaga keberlanjutan museum pada tahap awal.

Baca juga: Museum Matematika atau MoMath, Wisata Edukasi Unik di New York

Kontroversi Sebelum Pembukaan

Rencana ini memicu kritik dari William Donohue, kepala Liga Katolik AS, yang menyebutnya sebagai "museum cabul". Ia bahkan menyarankan agar museum menyertakan "ruang kematian" untuk menyoroti penyakit akibat promiskuitas. Namun, kritiknya tidak mendapat perhatian luas.

Ketika museum dibuka pada 2002, tidak ada protes dari pemimpin agama. Bahkan, museum pernah menyelenggarakan acara bertajuk Faith in Latex yang melibatkan pemuka agama dari berbagai kepercayaan, seperti Katolik, Pentakosta, Episkopal, Buddha, dan Yahudi.

Pameran di Museum Seks

Sejak pembukaannya, Museum Seks terus berkembang dan menghasilkan lebih dari 30 pameran, di antaranya:

  • NYC Sex: How New York City Transformed Sex in America
  • Sex Among The Lotus: 2500 Years of Chinese Erotic Obsession
  • GET OFF: Exploring The Pleasure Principles
  • Men Without Suits: Objectifying The American Male Body
  • US Patent Office Sex Inventions

Pada 2009, museum menambahkan lantai baru, galeri tambahan, dan kafe bertema afrodisiak. Saat ini, koleksinya mencakup lebih dari 20.000 karya seni, foto, kostum, penemuan, video, dan berbagai benda terkait seksualitas.

Baca juga: Chau Chak Wing Museum di Sydney, Sajikan Koleksi Bersejarah dan Kontemporer

Lokasi di Distrik Tenderloin

Museum ini terletak di Distrik Tenderloin, NYC, yang terkenal pada abad ke-19 sebagai pusat rumah bordil, aula dansa, teater, dan tempat hiburan lainnya. Untuk informasi lebih lanjut tentang kawasan ini, kunjungi artikel kami tentang Perpustakaan Jefferson Market.

Museum of Sex bukan hanya tempat edukasi, tetapi juga menjadi ruang refleksi mendalam atas kompleksitas budaya manusia, mengupas berbagai aspek sejarah, evolusi, hingga pengaruh seksualitas terhadap perkembangan sosial, seni, dan kehidupan sehari-hari.

Penulis :
Latisha Asharani