Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

The Acropolis Athena, Monumen Ikonik yang Menyimpan Seribu Cerita

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

The Acropolis Athena, Monumen Ikonik yang Menyimpan Seribu Cerita
Foto: The Acropolis Athena (acropolis-tickets.com)

Pantau - The Acropolis Athena, atau yang dikenal juga sebagai Batu Suci, merupakan simbol utama peradaban dan kebudayaan Yunani kuno. Menjadi ikon utama ibu kota Yunani, situs ini juga merupakan salah satu monumen terbesar dan paling megah di Eropa.

Sejarah Akropolis

Sejarah The Acropolis Athena dapat ditelusuri sejak Zaman Neolitikum, sekitar milenium ke-3 SM. Pada masa itu, sebuah pemukiman berbenteng dibangun di bukit ini, karena lokasi yang strategis dan dilindungi oleh ketinggian serta sumber mata air di lerengnya. Selama periode Mykena (sekitar 1750-1050 SM), pemukiman ini berkembang pesat. 

The Acropolis menjadi pusat kekuasaan di wilayah Attika, kecuali Elefsina. Menurut mitologi, Theseus yang menyatukan kota-kota kecil Attika dan mendirikan Athena. Benteng pertama dibangun dengan batu besar yang dipahat. The Acropolis awalnya merupakan tempat tinggal raja, namun seiring dengan melemahnya kekuasaan tunggal, batu tersebut beralih menjadi tempat ibadah.

Pada abad ke-8 SM, sebuah kuil kecil didedikasikan untuk Athena Polias dibangun di lokasi istana kerajaan Mykena. Di sekitar kuil, terdapat pohon zaitun yang ditanam oleh Athena sebagai hadiah bagi penduduk Athena, serta bekas tanda serangan trisula Poseidon. Di tempat ini juga terdapat makam Raja Kekropas.

Baca juga: Menjelajahi 7 Museum Terbaik di Athena yang Tak Boleh Terlewatkan

Pada abad ke-6 SM, dibangun sebuah kuil untuk Athena Pallas dan diberi nama Ekatompedon. Namun, kuil-kuil ini hancur pada 480 SM akibat serangan Persia. Setelah perang Persia, pemulihan dimulai dengan inisiatif dari negarawan besar, Pericles. Ia berupaya mengembalikan kejayaan Athena dengan membangun kembali tembok-tembok dan kuil-kuil yang rusak. Era keemasan Pericles pada abad ke-5 SM melahirkan beberapa monumen megah, termasuk Parthenon dan Erechtheion, yang dibangun di bawah pengawasan seniman-seniman terkemuka seperti Phidias dan Mnesikles.

Pada abad ke-3 M, tembok kota direnovasi, dan selama serangan Heruli pada tahun 267 M, atap Parthenon terbakar. Selama abad ke-6, Parthenon diubah menjadi gereja Kristen, yang kemudian menjadi gereja Katolik pada masa kekuasaan Franka. Selama pendudukan Ottoman, Parthenon berfungsi sebagai masjid, dan bagian-bagian dari struktur yang ada hancur akibat serangan. Bahkan, pada tahun 1687, selama Perang Ottoman-Venesia, Parthenon terkena bom dan sebagian besar hancur. Selanjutnya, Lord Elgin mengambil beberapa bagian dari monumen ini pada awal abad ke-19 dan membawa mereka ke Inggris, di mana bagian-bagian tersebut kini dipamerkan di British Museum.

Parthenon: Monumen Utama The Acropolis

Parthenon adalah monumen paling terkenal di The Acropolis, dibangun pada tahun 447 SM oleh Pericles sebagai bagian dari rencananya untuk membangun kembali kuil-kuil setelah perusakan oleh Persia. Parthenon didedikasikan untuk Dewi Athena, dengan panjang 70 meter, lebar 31 meter, dan tinggi 19 meter. Dibangun dengan gaya Doric yang dipadu dengan elemen-elemen Ionic pada friezanya, Parthenon terbuat dari marmer dari Gunung Pentelikon. Pembangunan selesai pada tahun 438 SM, dan dekorasi terakhirnya selesai pada tahun 432 SM.

Baca juga: Führermuseum, Museum Impian Hitler yang Tidak Pernah Terwujud

Dekorasi Parthenon mencakup tiga jenis patung arsitektur: metope, pedimen, dan frieze. Metope menggambarkan mitologi Athena, dengan bagian barat menggambarkan pertempuran Amazons, bagian timur menunjukkan pertempuran Gigantomachy, bagian utara tentang Perang Troya, dan bagian selatan menampilkan Centauromachy. Pedimen timur menggambarkan kelahiran Athena, sementara pedimen barat menggambarkan pertempuran Athena melawan Poseidon untuk melindungi Athena. Frieze Parthenon menggambarkan prosesi Panathenaic, sebuah festival yang diadakan untuk menghormati Athena.

Di dalam Parthenon terdapat patung besar Athena yang terbuat dari emas dan gading, yang dibuat oleh Phidias. Patung ini menggambarkan Athena memegang Nike (Kemenangan). Pada masa Alexander Agung, ia mendedikasikan perisai berlapis emas di Parthenon setelah kemenangannya di Sungai Granicus.

Erechtheion: Kuil dengan Kolom-Kolom Karyatid

Erechtheion adalah kuil yang dibangun antara 421 SM dan 406 SM, terletak di lokasi istana Mykena yang lebih tua. Kuil ini didedikasikan untuk Athena dan Poseidon, dengan sisi timur untuk Athena dan sisi barat untuk Poseidon. Bagian paling terkenal adalah prostrasi kolom-kolom Karyatid di bagian selatan, yang menggantikan kolom batu. Kuil ini juga menjadi tempat pemujaan bagi dewa dan pahlawan lokal, termasuk Zeus dan Hephaestus. Desain kuil ini unik dengan struktur yang kompleks dan berbeda dari kuil Yunani lainnya.

Baca juga: The National WWII Museum, Menelusuri Sejarah dengan Pameran Imersif di New Orleans

Kesimpulan

The Acropolis Athena adalah monumen yang tidak hanya penting bagi Yunani, tetapi juga bagi seluruh dunia. Sejarah panjangnya yang penuh dengan peristiwa bersejarah dan peranannya sebagai pusat kebudayaan dan keagamaan membuatnya menjadi situs warisan dunia yang patut dijaga dan dilestarikan.

Penulis :
Latisha Asharani