Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Kurangi Konsumsi Butter Bisa Menekan Risiko Kematian, Kanker, dan Penyakit Hati

Oleh Pranayla Mauli Fathiha
SHARE   :

Kurangi Konsumsi Butter Bisa Menekan Risiko Kematian, Kanker, dan Penyakit Hati
Foto: Butter (freepik.com)

Pantau - Butter, atau mentega, telah menjadi bahan makanan yang umum digunakan dalam berbagai masakan. Namun, konsumsi butter yang berlebihan sering kali dikaitkan dengan peningkatan risiko berbagai penyakit serius, termasuk penyakit jantung, kanker, dan penyakit hati.

Apa yang Dikatakan Penelitian tentang Butter?

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa butter memiliki efek netral terhadap kesehatan jika dikonsumsi dalam jumlah kecil. Sebuah meta-analisis yang diterbitkan di jurnal PLOS ONE menemukan bahwa konsumsi satu sendok makan butter per hari hanya meningkatkan risiko kematian sebesar 1% dan bahkan menunjukkan sedikit penurunan risiko diabetes tipe 2 sebesar 4%. Namun, para peneliti menekankan bahwa hasil ini tidak cukup signifikan untuk menyimpulkan bahwa butter adalah makanan sehat.

Sebaliknya, penelitian terbaru yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine menunjukkan bahwa mengganti butter dengan minyak nabati tertentu dapat menurunkan risiko kematian hingga 16%. Penelitian ini mengamati data selama 33 tahun dari lebih dari 221.000 peserta dan menemukan bahwa lemak jenuh dalam butter dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan kanker. Sebagai gantinya, minyak seperti olive oil, canola oil, dan soybean oil dianggap lebih sehat karena kandungan lemak tak jenuh yang tinggi.

Dampak Konsumsi Butter terhadap Penyakit Jantung

Butter kaya akan lemak jenuh, yang diketahui dapat meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dalam darah. Kadar LDL yang tinggi berkontribusi pada penyumbatan arteri dan meningkatkan risiko serangan jantung serta stroke. Menurut Dr. Frank Hu dari Harvard T.H. Chan School of Public Health, meskipun konsumsi butter dalam jumlah kecil tidak terlalu berbahaya, penggunaannya secara rutin dapat berdampak buruk pada kesehatan jantung.

Penelitian lain juga menunjukkan bahwa mengganti lemak jenuh dengan lemak tak jenuh dari minyak nabati dapat membantu menurunkan kadar kolesterol dan melindungi kesehatan jantung. Minyak seperti olive oil dan canola oil kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal dan omega-3, yang memiliki efek anti-inflamasi dan mendukung fungsi kardiovaskular.

Hubungan Antara Butter dan Risiko Kanker

Konsumsi lemak jenuh dalam jumlah besar juga dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker tertentu, termasuk kanker payudara dan usus besar. Lemak jenuh dapat memicu peradangan kronis dalam tubuh, yang merupakan salah satu faktor utama dalam perkembangan kanker. Penelitian menunjukkan bahwa mengganti butter dengan minyak nabati dapat membantu mengurangi risiko ini secara signifikan.

Dampak pada Kesehatan Hati

Penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) adalah salah satu kondisi kesehatan yang semakin umum terjadi akibat pola makan tinggi lemak jenuh. Butter, sebagai sumber utama lemak jenuh, dapat menyebabkan penumpukan lemak di hati jika dikonsumsi secara berlebihan. Sebaliknya, minyak nabati seperti olive oil diketahui memiliki efek perlindungan terhadap hati karena kandungan antioksidan dan sifat anti-inflamasi.

Alternatif Sehat untuk Butter

Jika Anda ingin mengurangi konsumsi butter tanpa mengorbankan rasa makanan Anda, berikut adalah beberapa alternatif sehat:

  • Olive Oil: Kaya akan asam lemak tak jenuh tunggal dan antioksidan, olive oil adalah pilihan yang sangat baik untuk memasak atau sebagai dressing salad.
  • Canola Oil: Memiliki kandungan omega-3 yang tinggi dan rasa netral, cocok untuk berbagai jenis masakan.
  • Nut Butter: Seperti almond butter atau peanut butter, menawarkan rasa kaya dengan kandungan protein dan lemak sehat.
  • Avocado: Dapat digunakan sebagai pengganti mentega pada roti panggang atau sebagai bahan dasar saus.
  • Minyak Kelapa: Meskipun juga mengandung lemak jenuh, minyak kelapa memiliki sifat unik yang dapat digunakan sesekali sebagai pengganti butter.

Apakah Butter Harus Dihindari Sepenuhnya?

Para ahli gizi menekankan bahwa tidak perlu sepenuhnya menghindari butter. Konsumsi dalam jumlah kecil sebagai bagian dari pola makan seimbang masih dapat diterima. Namun, penting untuk membatasi penggunaannya dan menggantinya dengan sumber lemak sehat lainnya jika memungkinkan.

Dr. Willett dari Harvard menyarankan agar butter digunakan hanya ketika benar-benar diperlukan untuk rasa tertentu dalam masakan. Ia juga mencatat bahwa memilih minyak nabati daripada butter adalah langkah kecil namun signifikan untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.

Mengurangi konsumsi butter adalah langkah sederhana namun efektif untuk menurunkan risiko kematian akibat penyakit kardiovaskular, kanker, dan penyakit hati. Dengan menggantinya dengan minyak nabati seperti olive oil atau canola oil, Anda tidak hanya melindungi kesehatan Anda tetapi juga tetap dapat menikmati makanan lezat.

Ingatlah bahwa pola makan seimbang yang kaya akan buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, serta sumber protein tanpa lemak adalah kunci utama untuk hidup sehat. Jadi, mulai sekarang pertimbangkan untuk mengganti butter di dapur Anda dengan alternatif yang lebih sehat!

Penulis :
Pranayla Mauli Fathiha

Terpopuler