
Pantau - Australia enggan mendukung Amerika Serikat dalam setiap konflik militer terkait Taiwan sebagai imbalan atas kesepakatan pembelian kapal selam tempur bertenaga nuklir AS.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, usai perkenalan proyek kerja sama multidekade AUKUS (Australia, Inggris dan Amerika).
Salah satu isi proyek AUKUS yaitu, Canberra akan membeli kapal selam militer kelas Virginia buatan AS.
Sedangkan dengan Inggris, Australia akan memproduksi dan mengoperasikan kapal selam kelas terbaru, yaitu SSN-AUKUS.
Pemerintah Australia mengatakan bahwa kesepakatan senilai 368 miliar dolar Australia (sekitar Rp3,78 kuadriliun) itu sangat diperlukan mengingat semakin kuatnya pembangunan militer China di kawasan.
Namun, ketika ditanya apakah Australia telah memberi komitmen akan membantu AS dalam konflik bersenjata terkait Taiwan sebagai imbalan atas pengadaan kapal selam nuklir itu, Marles mengatakan "tidak".
“Tentu saja tidak, dan juga tidak ada yang memintanya. Sama sekali tidak ada kewajiban quid pro quo untuk Australia dalam kesepakatan itu," kata Marles kepada televisi nasional ABC dkutip Senin (20/3/2023).
Quid pro quo berasal dari bahasa Latin yang secara literal artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu.
China menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, sebagai wilayahnya. Beijing tidak pernah mengesampingkan opsi kekuatan untuk merebut kembali pulau itu.
Presiden Joe Biden mengatakan AS akan membela Taiwan jika terjadi serangan oleh China.
Di bawah kesepakatan AUKUS, AS akan menjual tiga kapal selam--dirakit oleh General Dynamics dan akan selesai pada awal 2030-an--kepada Australia, yang memiliki opsi untuk membeli dua kapal selam tambahan.
Program AUKUS diawali dengan investasi sebesar 6 miliar dolar Australia (Rp61,49 triliun) selama empat tahun ke depan untuk memperluas pangkalan kapal selam dan galangan kapal selam Australia serta melatih para pekerja terampil.
Canberra juga akan menyediakan 3 miliar dolar Australia (Rp30,75 triliun) untuk memperluas kapasitas pembuatan kapal AS dan Inggris, yang sebagian besar untuk mempercepat produksi kapal selam kelas Virginia buatan AS.
Hal itu disampaikan oleh Menteri Pertahanan Australia Richard Marles, usai perkenalan proyek kerja sama multidekade AUKUS (Australia, Inggris dan Amerika).
Salah satu isi proyek AUKUS yaitu, Canberra akan membeli kapal selam militer kelas Virginia buatan AS.
Sedangkan dengan Inggris, Australia akan memproduksi dan mengoperasikan kapal selam kelas terbaru, yaitu SSN-AUKUS.
Pemerintah Australia mengatakan bahwa kesepakatan senilai 368 miliar dolar Australia (sekitar Rp3,78 kuadriliun) itu sangat diperlukan mengingat semakin kuatnya pembangunan militer China di kawasan.
Namun, ketika ditanya apakah Australia telah memberi komitmen akan membantu AS dalam konflik bersenjata terkait Taiwan sebagai imbalan atas pengadaan kapal selam nuklir itu, Marles mengatakan "tidak".
“Tentu saja tidak, dan juga tidak ada yang memintanya. Sama sekali tidak ada kewajiban quid pro quo untuk Australia dalam kesepakatan itu," kata Marles kepada televisi nasional ABC dkutip Senin (20/3/2023).
Quid pro quo berasal dari bahasa Latin yang secara literal artinya memberikan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu.
China menganggap Taiwan, yang memiliki pemerintahan demokratis sendiri, sebagai wilayahnya. Beijing tidak pernah mengesampingkan opsi kekuatan untuk merebut kembali pulau itu.
Presiden Joe Biden mengatakan AS akan membela Taiwan jika terjadi serangan oleh China.
Di bawah kesepakatan AUKUS, AS akan menjual tiga kapal selam--dirakit oleh General Dynamics dan akan selesai pada awal 2030-an--kepada Australia, yang memiliki opsi untuk membeli dua kapal selam tambahan.
Program AUKUS diawali dengan investasi sebesar 6 miliar dolar Australia (Rp61,49 triliun) selama empat tahun ke depan untuk memperluas pangkalan kapal selam dan galangan kapal selam Australia serta melatih para pekerja terampil.
Canberra juga akan menyediakan 3 miliar dolar Australia (Rp30,75 triliun) untuk memperluas kapasitas pembuatan kapal AS dan Inggris, yang sebagian besar untuk mempercepat produksi kapal selam kelas Virginia buatan AS.
- Penulis :
- Fadly Zikry