
Pantau - Polemik dari seorang polisi tembak mati remaja membuat pasukan keamanan Prancis menangkap 150 orang lantaran membuat kerusuhan pada malam kedua.
"Malu kepada mereka yang tidak menyerukan ketenangan," katanya.
Pada Sebelumnya diberitakan, insinden polisi menembak mati remaja 17 tahun karena melanggar peraturan lalu lintas dan tidak mau diberhentikan terjadi di pinggiran Kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi.
Peristiwa bermula saat polisi menghentikan remaja tersebut karena melanggar beberapa peraturan lalu lintas.
"Malam kekerasa yang tidak dapat ditoleransi terhadap simbol-simbol republik, balai kota, sekolah, dan kantor polisi dibakar atau diserang," ucap Menteri Dalam Negeri Prancis Gerald Darmani, Kamis (29/6/2023).
Diketahui, pernyataan tersebut disampaikan Gerald Darmanin saat dia mengumumkan soal penangkapan terkait kerusuhan tersebut. Dia juga menyatakan dukungannya kepada kepolisian setempat.
"Malu kepada mereka yang tidak menyerukan ketenangan," katanya.
Pada Sebelumnya diberitakan, insinden polisi menembak mati remaja 17 tahun karena melanggar peraturan lalu lintas dan tidak mau diberhentikan terjadi di pinggiran Kota Paris, Nanterre, Selasa (27/6/2023) pagi.
Peristiwa bermula saat polisi menghentikan remaja tersebut karena melanggar beberapa peraturan lalu lintas.
- Penulis :
- Sofian Faiq