
Pantau - Perang Saudara Tiongkok yang terjadi pada tahun 1945–1949 merupakan usaha perjuangan militer untuk menguasai Tiongkok yang dilakukan antara Partai Nasionalis (Kuomintang) di bawah Chiang Kai-shek dan Partai Komunis di bawah Mao Zedong. Perang saudara ini mencakup sejumlah pertempuran dan kampanye besar, dan terkenal karena keterlibatan Amerika Serikat dan Uni Soviet. Kemenangan Partai Komunis Tiongkok dan berdirinya Republik Rakyat Tiongkok pada bulan Oktober 1949 menggeser keseimbangan kekuatan dalam munculnya Perang Dingin.
Berdasarkan buku monograf berjudul “Mengupas Sisi Lain dari Republik Rakyat Tiongkok” karya Riyanto Adji yang diterbitkan tahun 2020, diketahui bahwa setelah Tiongkok menjadi negara republik, muncul berbagai konflik yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin daerah yang memiliki kontrol atas pasukan militer dan yang setia kepada mereka. Berdasarkan catatan sejarah, tercatat bahwa konflik ini berlangsung dari tahun 1916 sampai dengan tahun 1928. Lalu pada tahun 1929, masyarakat Tiongkok dipersatukan oleh Partai Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek, Kuomintang merupakan partai nasionalis yang didirikan oleh presiden pertama Tiongkok yaitu Sun Yatsen.
Adanya partai pesaing utama yang berhaluan komunis menjadi awal dari terjadinya Perang Saudara di Tiongkok. Tidak hanya Partai Kuomintang, Partai Komunis Tiongkok juga memberikan pengaruhnya di daratan Tiongkok. Akibatnya, terjadi perang saudara antara Kuomintang yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek dan Partai Komunis Tiongkok yang dipimpin oleh Mao Zedong berlangsung hingga tahun 1949, yang mana akhirnya Kuomintang kalah dari Partai Komunis Tiongkok di bawah pimpinan Mao Zedong. Partai Komunis Tiongkok kemudian menguasai China daratan dan partai Koumintang mundur dan berpindah ke Taiwan. Mao Zedong kemudian memproklamirkan kemerdekaan negara Tiongkok pada tanggal 1 Oktober 1949 dengan nama Republik Rakyat Tiongkok.
Dilansir Wilson Center, berikut adalah kronologi Perang Tiongkok:
20 Juli 1946
Adalah hari dimana perang saudara ini dimulai, ditandai dengan adanya pertempuran berskala besar antara Kuomintang dan Partai Komunis Tiongkok.
06 Agustus 1946
Merupakan zona menengah Mao Zedong. Pada wawancaranya dengan Anna Louise Strong, Mao Zedong mengatakan bahwa, “all reactionaries are paper tigers” dan membahas perang saudara di Tiongkok. Ia juga memperkenalkan teori “zona perantara” yang menyatakan bahwa Amerika Serikat dan Uni Soviet dipisahkan oleh zona luas yang mencakup banyak negara mencakup banyak negara kapitalis, kolonial, dan semi kolonial di Eropa, Asia dan Afrika.”
Baca Juga:
Perang Saudara di Sudan akan Jadi “Mimpi Buruk” bagi Dunia
Israel Bakal Dilanda Perang Saudara?
12 September 1948
Kampanye Liaoshen atau Liaoning-Shenyang dimulai. Kampanye Liaoshen adalah kampanye pertama dari tiga kampanye besar selama Perang Saudara Tiongkok. Kampanye ini dimulai pada 12 September 1948 dan melibatkan lebih dari satu juta tentara dari kedua belah pihak. Pada akhir kampanye pada tanggal 2 November 1948, Partai Komunis Tiongkok telah mengalahkan Kuomintang di Manchuria dan telah menguasai beberapa kawasan industri di Tioingkok.
06 November 1948
Kampanye militer kedua yaitu Kampanye Huaihai dimulai. Kampanye kedua ini merupakan kampanye terbesar dari tiga kampanye yang terjadi selama Perang Saudara di Tiongkok. Pada 06 November 1948, Partai Komunis Tiongkok mengalahkan Kuomintang di wilayah utara sungai YangTze dan menguasai jalur kereta api penting dan pusat komersial di Tiongkok Timur pada 10 Januari 1949.
29 November 1948
Kampanye Pingjin dimulai, ini adalah kampanye terakhir dari tiga kampanye besar di Tiongkok. Kampanye ini dimulai pada 29 November 1948, Partai Komunis Tiongkok mengalahkan Kuomintang di Beiping atau yang sekarang kita kenal sebagai Beijing, Tianjin, dan Zhangjiakou. Kampanye ini berakhir pada tanggal 31 Januari 1949 ditandai dengan kemenangan Partai Komunis Tiongkok di Tiongkok Utara.
30 Juni 1949
Terdapat artikel terkenal yang berjudul “On The People’s Democratic Dictatorship” dimana Mao Zedong mengumumkan bahwa Tiongkok akan condong ke satu sisi dalam kebijakan luar negerinya. Ia juga menulis bahwa Tiongkok harus bersekutu dengan Uni Soviet dan membentuk front persatuan internasional.
01 Oktober 1949
Setelah tiga tahun berperang melawan Kuomintang, Mao Zedong memproklamirkan berdirinya RRC atau Republik Rakyat China. Meskipun sebagian besar anggota Kuomintang telah melarikan diri ke Taiwan, sebagian besar wilayah Tiongkok termasuk Tibet masuk belum berada di bawah kendali Partai Komunis Tiongkok.
- Penulis :
- Latisha Asharani