
Pantau - Pemimpin Deputi Hizbullah, Naim Qassem menyatakan, kelompok Lebanon ini menganggap Israel sebagai “agresor” yang menjadi ancaman nyata bagi wilayah tersebut.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi, ia mengungkapkan bahwa Israel berambisi “memperluas wilayah pendudukannya, dan Palestina tidak cukup bagi mereka.”
Qassem menambahkan bahwa Israel juga ingin menguasai semua “wilayah negara-negara Arab dan semua umat Islam.”
Ia mengkritik kebijakan Israel sebagai “pembantaian,” yang bergantung pada “kebijakan semua dosa yang dapat dilakukan di Bumi.”
BACA JUGA: Roket Hizbullah Hancurkan 3 Tank Israel di Lebanon Selatan
Menurut Qassem, konflik Hizbullah dengan Israel tidak bisa dipisahkan dari perjuangan Palestina.
“Kami menganggap perlawanan kami sah. Mereka yang memperjuangkan tanah mereka adalah rakyat Palestina. Kami akan mendukung mereka,” tegasnya.
“Jika kami tidak menghadapi Israel, mereka akan mencapai tujuan ekspansionismenya," imbuhnya.
Qassem juga menuduh Amerika Serikat membantu Israel dalam “kejahatan brutalnya” di kawasan tersebut.
BACA JUGA: Tokoh Senior Hizbullah Terluka dalam Serangan Israel di Beirut
“Amerika, setan terbesar, ingin menciptakan Timur Tengah yang baru. Netanyahu ingin hal yang sama. Itu berarti AS dan Israel melakukan genosida ini dengan sengaja," tuturnya.
Ia menyatakan bahwa solusi terbaik untuk konflik ini adalah Israel berhenti menyerang Lebanon dan Gaza.
“Saya katakan kepada Israel, solusinya adalah berhenti menembak. Solusinya adalah gencatan senjata... Setelah gencatan senjata, para pemukim [Israel] bisa kembali ke utara,” ungkap Qassem.
Lebih dari dua juta warga Israel di utara akan terus berada dalam ancaman jika perang di Lebanon dan Gaza berlanjut.
“Perlawanan tidak akan pernah kalah karena merekalah yang memiliki tanah ini. Mereka akan berjuang dan mati dengan martabat. Kemenangan akan datang dengan kesabaran,” tandasnya. (Aljazeera)
- Penulis :
- Khalied Malvino