
Pantau - Gerakan Palestina Hamas menegaskan bahwa Israel harus menanggung seluruh biaya rekonstruksi Jalur Gaza setelah kehancuran besar yang terjadi akibat konflik berkepanjangan.
Tanggung Jawab atas Kehancuran Gaza
Pernyataan tersebut disampaikan oleh anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzouk, dalam wawancara dengan kantor berita RIA Novosti yang dilaporkan pada hari Selasa.
Abu Marzouk menilai bahwa Israel sebagai pihak pendudukan memiliki tanggung jawab penuh terhadap kehancuran infrastruktur dan kerugian yang dialami rakyat Palestina di Gaza.
"Pendudukan Israel merupakan pihak yang paling bertanggung jawab atas kehancuran Jalur Gaza, sehingga wajib menanggung biaya rekonstruksi wilayah tersebut," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa pemulihan wilayah Gaza merupakan langkah penting untuk memulihkan kehidupan masyarakat setelah serangan dan blokade panjang yang menghancurkan berbagai sektor vital.
Upaya Persatuan dan Rekonstruksi Palestina
Abu Marzouk menjelaskan bahwa Hamas akan bekerja sama dengan seluruh faksi di Palestina untuk mengembangkan visi nasional yang bersatu dan berlandaskan pada hak-hak rakyat Palestina.
"Hamas memiliki pemahaman menyeluruh mengenai tahap berikutnya, tidak hanya di Jalur Gaza, tetapi juga di Tepi Barat," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Hamas berencana menyusun visi nasional bersama dengan seluruh kelompok Palestina berdasarkan kesepakatan internal guna memperkuat posisi politik dan sosial bangsa Palestina.
Delegasi Hamas telah tiba di Kairo, Mesir, pada Minggu, 19 Oktober, untuk membahas pelaksanaan perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Dalam pertemuan tersebut, Hamas berdialog dengan para mediator, faksi Palestina lainnya, serta berbagai kekuatan politik di kawasan.
Pada pertengahan Oktober, Presiden Mesir Abdel Fattah Sisi mengumumkan bahwa konferensi mengenai rekonstruksi Jalur Gaza akan diselenggarakan di Kairo pada bulan November mendatang.
Pernyataan Hamas ini muncul di tengah upaya internasional untuk memperkuat gencatan senjata dan memulai proses rekonstruksi setelah kerusakan besar akibat konflik.
- Penulis :
- Aditya Yohan