billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Netanyahu Akui Israel Jatuhkan 153 Ton Bom ke Gaza Saat Gencatan Senjata

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Netanyahu Akui Israel Jatuhkan 153 Ton Bom ke Gaza Saat Gencatan Senjata
Foto: (Sumber: Arsip - Asap mengepul dari bangunan tempat tinggal yang runtuh setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina (5/9/2025). /ANTARA/Xinhua/Rizek Abdeljawad/aa..)

Pantau - Kepala Otoritas Israel, Benjamin Netanyahu, mengakui bahwa pasukan Israel telah menjatuhkan 153 ton bom ke Jalur Gaza meski tengah berlangsung masa gencatan senjata.

Pengakuan Netanyahu Picu Kecaman di Parlemen

Pernyataan tersebut disampaikan Netanyahu pada Senin (20/10) dalam sidang pembukaan musim dingin parlemen Israel (Knesset).

Dalam pidatonya, Netanyahu berulang kali diinterupsi oleh anggota parlemen oposisi yang menentang kebijakan pemerintah dan menuduhnya sengaja memperpanjang perang di Gaza.

"Selama gencatan senjata, dua tentara gugur… Kami menyerang mereka dengan 153 ton bom dan menargetkan puluhan lokasi di seluruh Jalur Gaza," ungkap Netanyahu dalam pidatonya.

Ucapan itu kemudian ditafsirkan sebagai bentuk pengakuan atas pelanggaran terhadap perjanjian gencatan senjata yang sedang berlaku.

Kantor media pemerintah Gaza melaporkan bahwa sejak gencatan senjata diberlakukan pada 10 Oktober, Israel telah melakukan sedikitnya 80 pelanggaran.

Korban Sipil Terus Bertambah di Tengah Gencatan Senjata

Akibat serangan tersebut, sebanyak 97 warga Palestina dilaporkan tewas — termasuk 44 orang yang meninggal dalam satu hari pada Minggu (19/10) — sementara 230 orang lainnya mengalami luka-luka.

Pemerintah Israel menuduh kelompok Hamas menyerang pasukan Israel di Kota Rafah, wilayah selatan Gaza.

Namun, Hamas membantah tuduhan itu dan menegaskan komitmennya untuk tetap mematuhi perjanjian gencatan senjata.

Kesepakatan gencatan senjata yang diumumkan pada 10 Oktober itu didasarkan pada rencana bertahap yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Tahap pertama dari kesepakatan tersebut mencakup pertukaran antara pembebasan sandera Israel dan pembebasan tahanan Palestina, serta mencakup rencana pembangunan kembali Jalur Gaza dan pembentukan pemerintahan baru tanpa keterlibatan Hamas.

Sejak perang dimulai pada Oktober 2023, tindakan militer Israel yang digambarkan sebagai genosida telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.200 orang lainnya, menurut data Kementerian Kesehatan Gaza.

Konflik yang terus berlangsung ini menyoroti pelanggaran berulang terhadap kesepakatan gencatan senjata dan semakin memperburuk krisis kemanusiaan di Jalur Gaza.

Penulis :
Aditya Yohan