
Pantau - Gerakan Palestina Hamas menyerukan kepada komunitas internasional untuk menekan Israel agar mematuhi seluruh komitmen dalam perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza.
Hamas Klaim Patuhi Kesepakatan Gencatan Senjata
Juru Bicara Hamas, Hazem Qassem, dalam pernyataan resmi yang disampaikan melalui kanal Telegram pada Senin, 20 Oktober, menegaskan bahwa pihaknya tetap berkomitmen menjalankan seluruh ketentuan dalam kesepakatan gencatan senjata, meskipun menghadapi berbagai tantangan besar di lapangan.
"Hamas terus berupaya menuntaskan penyerahan jenazah sandera Israel meskipun menghadapi berbagai tantangan besar," ungkap Qassem.
Ia menyatakan bahwa Hamas telah mematuhi seluruh rincian perjanjian, terutama pada fase pertama yang mencakup penyerahan seluruh sandera yang masih hidup secara bersamaan.
Qassem menambahkan, pihaknya bekerja setiap hari untuk menyelesaikan proses penyerahan jenazah sandera Israel, namun mengalami kesulitan akibat kerusakan parah di Jalur Gaza yang menghambat proses pencarian.
Sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata yang mulai berlaku pada 10 Oktober berdasarkan rencana bertahap yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel hidup dan menyerahkan jenazah 13 lainnya sebagai imbalan atas pembebasan hampir 2.000 tahanan Palestina.
Tuduhan Pelanggaran dan Krisis Kemanusiaan
Qassem menuduh Israel dengan sengaja mengebom area tempat para sandera ditahan selama perang berlangsung.
Ia menjelaskan bahwa salah satu kendala utama dalam proses penyerahan jenazah adalah ketiadaan alat berat untuk mengangkat puing-puing bangunan, dan Hamas telah menyampaikan masalah tersebut kepada para mediator.
Hamas disebut terus berkomunikasi dengan pihak mediator, termasuk Amerika Serikat, mengenai pelanggaran berulang yang dilakukan Israel terhadap perjanjian gencatan senjata.
"Semua pihak yang menginginkan ketenangan di kawasan harus menekan Israel agar mematuhi komitmen gencatan senjata," tegas Qassem.
Ia juga menuding Israel menggunakan isu bantuan kemanusiaan sebagai alat pemerasan politik dan terus mengancam rakyat Palestina dengan kelaparan.
Kantor media pemerintah di Gaza melaporkan adanya 80 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel sejak perjanjian diberlakukan pada 10 Oktober, yang menewaskan 97 warga Palestina dan melukai 230 lainnya.
Sementara itu, data dari Kementerian Kesehatan Gaza mencatat bahwa sejak Oktober 2023, perang yang disebut sebagai genosida Israel telah menewaskan lebih dari 68.200 orang dan melukai lebih dari 170.000 lainnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan