
Pantau - Wakil Presiden (Wapres) Amerika Serikat (AS) sekaligus kandidat Partai Demokrat, Kamala Harris, pada Senin (21/10/2024) memperingatkan para pendukungnya tentang konsekuensi serius jika Donald Trump, rivalnya dari Partai Republik, kembali terpilih sebagai presiden pada Pilpres AS pada 5 November 2024.
"Dalam banyak kesempatan, saya telah mengatakan bahwa Donald Trump adalah sosok yang tidak serius, namun dampaknya bagi Amerika Serikat akan sangat serius jika ia kembali menjadi presiden," ujar Harris dalam sebuah acara kampanye di Wisconsin, dikutip Selasa (22/10/2024).
Harris menambahkan, dunia sedang mengamati Pilpres AS ini, dan banyak sekutu negara khawatir dengan kemungkinan terpilihnya Trump kembali.
Di juga menyoroti kelemahan Trump yang disebutnya mudah dipengaruhi oleh pujian. Sebagai contoh, Harris mengingatkan pendukungnya tentang apa yang terjadi selama pandemi COVID-19.
Baca juga: Harris Kritik Trump di Pennsylvania saat Persaingan Pilpres AS Memanas
"Anda ingat saat itu, di mana dia secara diam-diam mengirimkan alat uji COVID-19 untuk kepentingan pribadi Presiden Rusia, Vladimir Putin," ungkapnya.
Berbicara soal perang Rusia-Ukraina, Harris menolak klaim Trump yang berulang kali mengatakan bahwa ia dapat menyelesaikan konflik tersebut dalam sehari.
"Saya rasa, kita sebagai rakyat Amerika tidak ingin presiden kita menyelesaikan masalah sebesar itu dengan menyerah. Itu yang akan terjadi jika Trump kembali terpilih," tegasnya.
Menurut Harris, di bawah kepemimpinan Trump, Putin akan dengan mudah menguasai Kyiv. "Trump selalu berusaha menyenangkan orang-orang yang ia kagumi sebagai pemimpin kuat, termasuk Putin," tambahnya.
Baca juga: Harris Serukan Israel Percepat Aliran Bantuan Kemanusiaan ke Gaza
Pernyataan ini merujuk pada komentar Trump pekan lalu, di mana ia mengklaim memiliki hubungan yang "sangat baik" dengan Putin.
Meskipun menolak mengomentari apakah ia telah berkomunikasi dengan pemimpin Rusia tersebut sejak meninggalkan Gedung Putih pada 2021, Trump menyatakan bahwa jika ia melakukannya, "itu adalah langkah cerdas."
Jurnalis Bob Woodward dalam bukunya mengutip seorang ajudan anonim yang mengatakan bahwa Trump telah berbicara dengan Putin hingga tujuh kali sejak meninggalkan jabatan presiden.
Meskipun pejabat pemerintahan Biden mengaku tidak mengetahui laporan tersebut, Penasehat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan, "Jika itu benar, jelas itu sangat mengkhawatirkan." (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino