
Pantau - Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) secara resmi mengakui tiga situs baru di China sebagai bagian dari Sistem Warisan Pertanian Penting secara Global (Globally Important Agricultural Heritage Systems/GIAHS) pada Rabu, 21 Mei 2025.
Tiga situs tersebut adalah Sistem Perikanan Komposit Kerang Mutiara Air Tawar Deqing di Provinsi Zhejiang, Sistem Budi Daya Teh Putih Fuding di Provinsi Fujian, dan Sistem Perkebunan Pir Kuno Shichuan Gaolan di Provinsi Gansu.
Dengan tambahan ini, China kini memiliki total 25 situs GIAHS—jumlah tertinggi di dunia.
Warisan Pertanian China Tampilkan Inovasi Lokal dan Ketahanan Pangan
Sistem Perikanan Deqing yang telah berusia 800 tahun menggabungkan akuakultur, pertanian, dan kerajinan tradisional untuk memproduksi mutiara, beras, dan sutra, mencerminkan praktik berkelanjutan dan keseimbangan ekologis.
Sistem Teh Putih Fuding melestarikan 18 jenis pohon teh dan mengintegrasikan perkebunan dengan hutan serta tanaman lain, mendukung lebih dari 120 spesies pertanian untuk memperkuat keanekaragaman hayati.
Sementara itu, Perkebunan Pir Kuno Shichuan Gaolan yang terletak di Dataran Tinggi Loess yang gersang menggunakan teknik agroforestri lahan kering dan mampu menghasilkan lebih dari 2 juta kilogram pir per tahun, mendukung ketahanan pangan dan ekonomi lokal.
Direktur FAO Kaveh Zahedi menyebut sistem-sistem ini sebagai contoh nyata keharmonisan antara manusia dan alam, serta relevan sebagai model adaptasi terhadap tantangan masa depan.
Selain China, FAO juga mengakui sistem erva mate di Parana, Brasil; pertanian metepantle di Tlaxcala, Meksiko; dan sistem pertanian pasir vulkanis jable di Pulau Lanzarote, Spanyol.
Dengan penambahan ini, jaringan GIAHS kini mencakup 95 sistem warisan pertanian di 28 negara.
- Penulis :
- Balian Godfrey