
Pantau - Pemerintah Ukraina membantah tuduhan Rusia yang menyebut Kyiv menunda pertukaran tahanan tanpa batas waktu, di tengah serangan rudal dan drone yang kembali menewaskan warga sipil di Kharkiv.
Serangan Brutal dan Tuduhan Tertunda
Pada Sabtu (7/6), serangan rudal Rusia menewaskan tiga orang dan melukai 22 lainnya di Kharkiv.
Serangan bom kembali terjadi keesokan harinya, menewaskan satu warga sipil dan melukai lebih dari 40 orang.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menyebut aksi tersebut sebagai "pembunuhan brutal."
Sementara itu, pejabat Rusia mengklaim serangan drone Ukraina di wilayah Moskow melukai dua orang.
Perselisihan Soal Pertukaran Tahanan
Dalam perundingan damai putaran kedua di Istanbul pada Senin (2/6), kedua negara telah sepakat menukar lebih banyak tahanan dan memulangkan jenazah 12.000 tentara.
Namun, ajudan Kremlin Vladimir Medinsky menuding Ukraina menunda proses pertukaran tersebut.
Tuduhan itu dibantah oleh Andriy Kovalenko dari Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina.
Kovalenko menyatakan bahwa Moskow harus berhenti "bermain curang" dan menegaskan pernyataan Rusia tidak sesuai dengan kenyataan maupun perjanjian yang disepakati.
Serangan Rusia Berlanjut
Militer Rusia mengklaim telah meluncurkan serangan senjata jarak jauh presisi tinggi serta drone yang berhasil menghantam semua target militer di Ukraina.
Kota Kharkiv, yang terletak di timur laut dan dekat dengan perbatasan Rusia, telah menjadi sasaran utama serangan Rusia sejak invasi besar-besaran dimulai lebih dari tiga tahun lalu.
- Penulis :
- Balian Godfrey