
Pantau - Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengumumkan bahwa putaran baru pembicaraan damai antara Kiev dan Moskow akan dilaksanakan di Turki pada hari Rabu, 24 Juli 2025, menyusul inisiatif yang diajukan oleh Sekretaris Dewan Keamanan dan Pertahanan Nasional Ukraina, Rustem Umerov.
Fokus pada Pertemuan Pemimpin dan Pertukaran Tawanan
Dalam pidato malamnya pada Senin, Zelenskyy menyampaikan bahwa Umerov telah melaporkan rencana pertemuan yang akan digelar di Turki dan menyebutkan akan ada detail tambahan yang diumumkan keesokan harinya.
“Umerov melaporkan bahwa pertemuan tersebut direncanakan pada Rabu. Akan ada detail lebih lanjut besok,” kata Zelenskyy.
Sebelumnya di hari yang sama, Zelenskyy dalam sambutannya kepada para duta besar Ukraina di Kiev menekankan bahwa proposal pembicaraan tersebut berasal dari Umerov, dan bahwa negosiasi yang benar-benar efektif hanya dapat dilakukan di tingkat para pemimpin nasional.
“Perundingan yang benar-benar efektif hanya dapat berlangsung di tingkat para pemimpin nasional,” tegas Zelenskyy.
Ia juga mendesak para diplomat Ukraina untuk menggalang dukungan internasional demi memastikan format pembicaraan ini mendapat legitimasi dan dukungan global.
“Agenda dari pihak kami jelas,” ujar Zelenskyy. “Saya mendesak Anda untuk memberi tahu negara tuan rumah Anda tentang pentingnya kerangka kerja negosiasi ini.”
Rusia Belum Beri Tanggapan Resmi, Pembicaraan Lanjutkan Proses Damai
Hingga kini, Pemerintah Rusia belum mengeluarkan komentar resmi terkait pengumuman Zelenskyy.
Namun, kantor berita negara Rusia, RIA, melaporkan bahwa perundingan dijadwalkan berlangsung pada 24–25 Juli 2025, mengutip sejumlah sumber yang mengetahui proses tersebut.
Putaran baru ini menjadi kelanjutan dari dua pertemuan damai yang telah digelar sebelumnya di Istanbul, Turki, masing-masing pada 16 Mei dan 2 Juni 2025.
Dalam pertemuan terakhir, kedua pihak mencapai kesepakatan untuk melakukan pertukaran tawanan perang, dengan prioritas diberikan kepada tawanan termuda dan yang mengalami luka berat.
Selain itu, disepakati pula proses pemulangan jenazah sekitar 6.000 tentara dari masing-masing pihak sebagai langkah kemanusiaan di tengah konflik yang berkepanjangan.
Putaran pembicaraan mendatang diharapkan dapat memperkuat momentum perdamaian dan menciptakan ruang diplomatik untuk solusi yang lebih permanen.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf