
Pantau - Perdana Menteri Inggris Keir Starmer menyatakan bahwa pemerintahannya tengah mencari jalur menuju perdamaian di Timur Tengah, dengan pengakuan terhadap negara Palestina sebagai salah satu langkah kunci.
Dalam pidato video yang diunggah melalui akun X pada Jumat, 25 Juli 2025, Starmer menegaskan komitmennya terhadap solusi konkret dan berkelanjutan di kawasan tersebut.
"Bersama sekutu terdekat kita, saya sedang mengupayakan cara menuju perdamaian di kawasan ini, dengan fokus pada solusi praktis … jalur tersebut akan menetapkan langkah-langkah konkret untuk mengubah gencatan senjata yang sangat dibutuhkan menjadi perdamaian abadi. Pengakuan negara Palestina harus menjadi salah satu langkah tersebut. Saya tegas tentang hal itu," ujarnya dalam video tersebut.
221 Anggota Parlemen Desak Pengakuan Palestina oleh Inggris
Pada hari yang sama, sebanyak 221 anggota parlemen Inggris dari sembilan partai berbeda mengirim surat terbuka kepada Keir Starmer.
Mereka mendesak Perdana Menteri agar mengambil langkah nyata untuk mengakui negara Palestina, menjelang Konferensi PBB yang akan digelar bersama oleh Prancis dan Arab Saudi pada 28–29 Juli 2025 di New York.
Isi surat tersebut menyatakan, "Kami menulis surat ini sebelum Konferensi PBB … untuk menyatakan dukungan kami terhadap pengakuan Inggris atas negara Palestina. Kami berharap hasil konferensi ini akan berupa Pemerintah Inggris yang menguraikan kapan dan bagaimana mereka akan bertindak sesuai dengan komitmen jangka panjangnya terhadap solusi dua negara."
Surat itu menegaskan bahwa meski Inggris tidak memiliki kekuatan langsung untuk mewujudkan kemerdekaan Palestina, pengakuan resmi dari London akan memberi dampak diplomatik yang signifikan.
Respons Internasional Beragam terhadap Pengakuan Palestina
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah lebih dulu menyatakan bahwa Prancis akan secara resmi mengakui negara Palestina dalam Sidang Majelis Umum PBB pada September 2025.
Namun, langkah Macron menuai kritik tajam dari Amerika Serikat dan Israel.
Duta Besar AS untuk Prancis, Charles Kushner, menyebut keputusan itu sebagai "hadiah bagi Hamas dan pukulan bagi perdamaian".
Presiden AS Donald Trump menanggapi dengan mengatakan bahwa keputusan tersebut "tidak berpengaruh dan tidak memiliki dampak nyata".
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu secara terbuka mengecam keputusan Prancis.
Hingga tahun 2025, negara Palestina telah diakui secara resmi oleh 147 negara di seluruh dunia.
Pada tahun 2024, Amerika Serikat memveto permintaan Palestina untuk menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Namun, pada tahun yang sama, sepuluh negara tambahan termasuk Irlandia, Norwegia, Spanyol, dan Armenia menyatakan pengakuan resmi terhadap kedaulatan Palestina.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf










