
Pantau - Kepala Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA), Philippe Lazzarini, memperingatkan memburuknya krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dan menyerukan langkah-langkah mendesak untuk mencegah kematian lebih lanjut akibat kelaparan yang semakin meluas.
Dalam unggahannya di platform X pada Jumat, 25 Juli 2025, Lazzarini menyoroti kelemahan serius dalam sistem distribusi bantuan yang dikendalikan oleh Gaza Humanitarian Foundation, sebuah organisasi swasta yang didukung oleh Amerika Serikat dan Israel.
Ia menyatakan bahwa, “Sistem distribusi yang cacat ini tidak dirancang untuk menangani krisis kemanusiaan. Sistem ini melayani tujuan militer dan politik. Ini kejam karena lebih banyak mengambil nyawa daripada menyelamatkannya.”
Bantuan Udara Dinilai Tidak Efisien
Pada hari yang sama, militer Israel mengumumkan bahwa mereka akan mengizinkan pengiriman bantuan ke Gaza dilakukan lewat jalur udara.
Namun, Lazzarini mengkritik metode tersebut sebagai “cara paling mahal dan tidak efisien” untuk menyampaikan bantuan kemanusiaan.
Ia menegaskan bahwa solusi nyata untuk krisis kelaparan tidak terletak pada simbolisme, tetapi pada kemauan politik yang kuat untuk membuka akses darat dan laut.
Menurut data yang disampaikan Lazzarini, sekitar 6.000 truk berisi makanan dan pasokan medis masih tertahan di perbatasan Mesir dan Yordania karena kendala administratif dan politik.
“Kelaparan yang terus berkembang ini hanya bisa diatasi dengan kemauan politik,” ujarnya.
Dampak dan Peringatan Kemanusiaan
Dalam 24 jam terakhir, otoritas kesehatan Gaza melaporkan sembilan kematian tambahan akibat kelaparan dan malanutrisi, meningkatkan jumlah total korban tewas sejak Oktober 2023 menjadi 122 orang.
Mayoritas korban adalah anak-anak dan warga sipil yang tidak memiliki akses terhadap makanan, air bersih, dan layanan medis dasar.
Lazzarini menegaskan bahwa gagalnya komunitas internasional merespons krisis Gaza dengan tepat akan menjadi preseden buruk bagi penanganan bencana kemanusiaan global di masa depan.
“Jika kita gagal membantu rakyat Palestina di Gaza, kemungkinan besar kita juga akan mengecewakan yang lain di masa depan,” tambahnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan