Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Pemerintah Gaza Sebut Israel Sengaja Ciptakan Kekacauan Bantuan: Hanya 109 Truk Masuk, Rakyat Terancam Kelaparan

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pemerintah Gaza Sebut Israel Sengaja Ciptakan Kekacauan Bantuan: Hanya 109 Truk Masuk, Rakyat Terancam Kelaparan
Foto: (Sumber: Sebuah truk berisi bantuan menunggu masuk ke Gaza melalui perlintasan Rafah sisi Mesir, Minggu (19/1/2025). (ANTARA/Xinhua/Ahmed Gomaa/am.Z))

Pantau - Kantor Media Pemerintah Gaza melaporkan bahwa Israel hanya mengizinkan 109 truk bantuan memasuki Jalur Gaza pada Selasa, dan sebagian besar dari bantuan itu dijarah karena kekacauan keamanan yang diduga sengaja diciptakan.

"Hari ini, 109 truk dapat masuk ke Gaza, sebagian besar dijarah dan karena kekacauan keamanan sistematis yang sengaja diberlakukan oleh Israel," ungkap Kantor Media Gaza dalam pernyataan resminya.

Pihak berwenang di Gaza menuding Israel secara sengaja menyabotase distribusi bantuan dan mempersulit akses warga sipil sebagai bagian dari skenario yang dirancang untuk menciptakan kekacauan dan kelaparan.

Bantuan Udara Dinilai Gagal dan Membahayakan

Selain jalur darat yang terbatas, operasi bantuan melalui udara juga dinilai tidak efektif dan bahkan berisiko bagi warga sipil di Gaza.

"Empat dari enam bantuan melalui udara mendarat di wilayah yang dikuasai militer Israel atau di lingkungan tempat warga sipil diperintahkan untuk mengungsi," sebut Kantor Media Gaza.

Bantuan tersebut dianggap sia-sia karena tidak mencapai target penerima. Bahkan, warga yang mencoba mengambil bantuan di wilayah tersebut menjadi target serangan.

"Bantuan yang dijatuhkan dari udara dianggap sia-sia dan bahkan membahayakan rakyat yang kelaparan karena mereka yang berada di wilayah tersebut menjadi target langsung dan dibunuh," tambah pernyataan itu.

Kebutuhan Mendesak dan Penutupan Perlintasan

Pemerintah Gaza menegaskan bahwa wilayah tersebut membutuhkan setidaknya 600 truk bantuan dan bahan bakar setiap hari untuk mencukupi kebutuhan dasar warga sipil.

Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama 18 tahun, dan sejak 2 Maret 2025 menutup seluruh perlintasan bantuan, mengabaikan seruan internasional untuk membuka akses kemanusiaan.

Akibat penutupan ini, Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan sedikitnya 147 orang telah meninggal dunia karena kelaparan sejak Oktober 2023, termasuk 88 anak-anak.

Jeda Pertempuran Dinilai Manipulatif

Pada Minggu, 27 Juli 2025, Israel mengumumkan rencana jeda pertempuran sementara yang bersifat terlokalisasi untuk memungkinkan pengiriman bantuan melalui koridor aman.

Namun pihak Gaza menyebut langkah tersebut hanya upaya simbolik yang bertujuan menutupi tanggung jawab Israel atas krisis kemanusiaan yang terjadi.

Penulis :
Aditya Yohan