Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Perempuan Afrika Selatan Gelar Aksi Diam di Cape Town, Kecam Genosida dan Kelaparan di Gaza

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Perempuan Afrika Selatan Gelar Aksi Diam di Cape Town, Kecam Genosida dan Kelaparan di Gaza
Foto: (Sumber: Warga Palestina menunggu untuk menerima makanan gratis dari pusat distribusi makanan di Kota Gaza, pada 24 April 2025. ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki)

Pantau - Sekelompok perempuan di Cape Town, Afrika Selatan, menggelar aksi protes diam pada Sabtu, 2 Agustus 2025, sebagai bentuk kecaman terhadap kelaparan dan dugaan genosida yang terjadi di Gaza.

Aksi ini diorganisir oleh kelompok Mothers4Gaza, yang beranggotakan para ibu dan aktivis perempuan yang menyuarakan solidaritas bagi warga sipil Palestina, terutama anak-anak dan ibu-ibu yang terdampak konflik.

Para peserta berdiri dalam diam di kawasan Sea Point dengan mulut ditutup lakban, sambil memegang plakat yang membentuk tulisan besar "HENTIKAN GENOSIDA".

Tunjukkan Solidaritas dan Tolak Normalisasi Kekejaman

Beberapa peserta membawa gambar grafis anak-anak dan orang dewasa yang mengalami kekurangan gizi parah akibat blokade terhadap bantuan makanan dan kemanusiaan yang diberlakukan Israel.

Panitia aksi menyatakan bahwa kegiatan ini bertujuan menarik perhatian publik terhadap krisis kemanusiaan yang masih berlangsung di Jalur Gaza.

Aksi diam ini juga menjadi simbol penolakan terhadap normalisasi kelaparan massal dan pembersihan etnis yang disebut masih terus terjadi.

"Telah terjadi begitu banyak kehancuran di Palestina. Ada pengeboman dan kelaparan, semuanya disebabkan oleh rezim Israel. Namun, tampaknya tidak ada urgensi di dunia untuk menghentikannya, dan kami datang ke sini untuk memprotes hal itu," ujar Irene Knight, anggota Mothers4Gaza.

Seruan Boikot dan Penolakan Apartheid Modern

Protes ini merupakan bagian dari rangkaian demonstrasi sebelumnya yang dilakukan di sejumlah lokasi simbolik seperti Cape Town Holocaust and Genocide Centre, Konsulat Jenderal Inggris, dan Kedutaan Besar Uni Emirat Arab.

Pada hari yang sama, aksi juga berlangsung di luar toko Cape Union Mart, sebuah jaringan ritel yang dikabarkan memiliki keterkaitan dengan Israel.

Knight juga menyerukan kepada negara-negara Barat agar menghentikan pendanaan dan pengiriman senjata ke Israel.

"Pemerintah dan lembaga yang tetap diam dan terlibat perlu bertindak. Genosida ini harus diakhiri. Israel harus dihentikan dari pemusnahan Palestina," katanya.

Greer Blizzard, aktivis lainnya dari Mothers4Gaza, menyamakan kondisi warga Palestina dengan sejarah apartheid di Afrika Selatan.

Ia menyebut bahwa masyarakat Palestina telah mengalami puluhan tahun sistem apartheid di Gaza dan Tepi Barat, dan kini saatnya dunia mengambil sikap tegas.

Situasi Gaza Kian Memburuk, Anak-anak dalam Bahaya

Menurut otoritas kesehatan di Gaza, sebanyak 154 orang telah meninggal akibat kelaparan dan malanutrisi, termasuk 89 anak-anak.

UNICEF melaporkan bahwa hampir seluruh dari 1,2 juta anak-anak di Gaza kini membutuhkan dukungan kesehatan mental dan psikososial.

Banyak anak di Gaza mengalami depresi, kecemasan, bahkan keinginan untuk bunuh diri, akibat situasi ekstrem yang berlangsung tanpa akhir.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti