
Pantau - Pengiriman bantuan makanan melalui udara ke Jalur Gaza kembali dilakukan pada Sabtu, 2 Agustus 2025, di tengah memburuknya krisis kemanusiaan yang melanda wilayah tersebut.
Bantuan dijatuhkan dari udara ke beberapa wilayah, termasuk Beit Lahia di Gaza utara, dan sebagian besar dikirim dari pangkalan militer di Zaraq, Yordania.
Meski pengiriman terus dilakukan, warga Palestina dan organisasi bantuan menyatakan bahwa jumlah bantuan tersebut tidak memadai dan "hanya bagaikan setetes air di lautan" dibandingkan dengan skala kebutuhan yang mendesak.
Bantuan Terkendala Penimbunan dan Pelanggaran Hukum
Akses terhadap bantuan makanan tetap sulit bagi sebagian besar warga Gaza.
Kelompok bantuan melaporkan sejumlah kendala serius dalam distribusi di lapangan, seperti:
- Penimbunan bantuan oleh oknum.
- Praktik penjualan kembali bantuan secara ilegal.
- Maraknya pelanggaran hukum dan ketertiban yang menghambat distribusi merata.
Kondisi ini memperparah situasi di Gaza yang sudah berada dalam krisis pangan akut, ditandai dengan meningkatnya angka kelaparan dan malnutrisi, terutama di kalangan anak-anak dan perempuan.
Krisis Kemanusiaan Terus Memburuk
Kondisi kemanusiaan di Gaza digambarkan sangat kritis, dengan jutaan warga menghadapi kekurangan pangan, akses kesehatan terbatas, dan kehancuran infrastruktur akibat konflik yang berkepanjangan.
Meskipun pengiriman bantuan dari udara terus dilakukan oleh sejumlah negara dan organisasi kemanusiaan, para ahli menegaskan bahwa solusi jangka panjang tetap bergantung pada terciptanya akses darat yang aman dan konsisten untuk mendistribusikan bantuan dalam skala besar.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti