Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

India Tolak Kritik AS dan Uni Eropa soal Impor Minyak dari Rusia, Sebut Tidak Masuk Akal

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

India Tolak Kritik AS dan Uni Eropa soal Impor Minyak dari Rusia, Sebut Tidak Masuk Akal
Foto: (Sumber: Presiden AS Donald Trump berjalan menuju pers di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat pada 1 Agustus 2025. ANTARA/Xinhua/Hu Yousong.)

Pantau - Pemerintah India menyatakan penolakannya terhadap kritik yang dilayangkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa (UE) terkait impor minyak dari Rusia, menyebut tuduhan tersebut sebagai tidak beralasan dan tidak masuk akal.

Pernyataan resmi itu disampaikan oleh Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India, Randhir Jaiswal, melalui pernyataan tertulis yang dirilis kepada media.

Menurut Jaiswal, impor energi dari Rusia merupakan langkah strategis untuk menjaga stabilitas harga bahan bakar di dalam negeri.

" Negara-negara yang mengkritik India tersebut justru terlibat dalam perdagangan dengan Rusia. Berbeda dengan kasus kami, perdagangan yang mereka lakukan bahkan bukan kebutuhan nasional yang mendesak," ungkapnya.

Implikasi Geopolitik dan Konteks Konflik Ukraina

Pernyataan India ini muncul setelah Presiden AS Donald Trump mengancam akan menaikkan tarif secara signifikan terhadap India akibat transaksi minyaknya dengan Rusia.

Jaiswal menegaskan bahwa pembelian minyak dari Rusia dilakukan setelah pecahnya konflik di Ukraina, yang menyebabkan para pemasok energi utama India mengalihkan ekspor mereka ke Eropa.

" Kala itu, AS bahkan mendorong India melakukan pembelian sebagai cara untuk menstabilkan pasar energi global," ujarnya.

Jaiswal juga menyoroti perbedaan mencolok antara volume perdagangan India dan negara-negara pengkritiknya.

" UE pada 2024 mencatatkan perdagangan bilateral barang senilai 67,5 miliar euro (1 euro = Rp18.922) dengan Rusia. Selain itu, UE mencatatkan perdagangan jasa yang diperkirakan mencapai 17,2 miliar euro pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar daripada total perdagangan India dengan Rusia pada tahun itu atau setelahnya," jelasnya.

India menegaskan bahwa kepentingan nasional, terutama dalam hal energi dan kesejahteraan rakyat, tetap menjadi prioritas utama dalam pengambilan kebijakan luar negeri dan perdagangan.

Tags: 

Penulis :
Ahmad Yusuf