Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

PBB Peringatkan Rencana Permukiman Israel di Tepi Barat Ancam Keutuhan Palestina dan Picu Krisis Kemanusiaan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

PBB Peringatkan Rencana Permukiman Israel di Tepi Barat Ancam Keutuhan Palestina dan Picu Krisis Kemanusiaan
Foto: (Sumber: Foto yang diambil pada 14 Agustus 2025 menunjukkan pemandangan wilayah E1, hamparan tanah di sebelah timur Yerusalem antara kota dan pemukiman Ma'ale Adumim. ANTARA/Xinhua/Jamal Awad.)

Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan bahwa rencana Israel membangun lebih dari 3.000 unit perumahan di wilayah E1, Tepi Barat, berisiko memicu pemisahan geografis Palestina dan memperburuk kondisi kemanusiaan masyarakat lokal.

PBB Soroti Ancaman Terhadap Komunitas Badui Palestina

Rencana pembangunan permukiman baru di wilayah timur Yerusalem, yang menghubungkan kota tersebut dengan permukiman Ma’ale Adumim, dikhawatirkan akan memisahkan Tepi Barat bagian utara dan tengah dari bagian selatan.

Menurut Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), proyek tersebut juga meningkatkan risiko pengungsian bagi sekitar 18 komunitas Badui Palestina yang bermukim di area itu.

Selain pembangunan permukiman, Israel juga disebut berencana membangun jalan bypass untuk memisahkan jalur kendaraan Palestina dari rute utama Yerusalem–Yerikho.

Jalur baru tersebut akan memperpanjang waktu tempuh warga Palestina, mengganggu akses ke layanan dasar, serta mengancam keutuhan teritorial wilayah Palestina.

OCHA menambahkan bahwa pembangunan tembok keamanan di sekitar area E1 yang direncanakan Israel juga bertentangan dengan pendapat Mahkamah Internasional tahun 2004, yang menyatakan bahwa tembok di wilayah Palestina harus dibongkar.

Krisis di Gaza Memburuk, Akses Bantuan Masih Dibatasi

Di wilayah Gaza, situasi terus memburuk setiap hari.

PBB melaporkan adanya peningkatan jumlah korban jiwa, luka-luka, dan pengungsi akibat serangan yang terus berlangsung.

Masalah kelaparan dan malnutrisi pun semakin parah di tengah keterbatasan akses terhadap bantuan kemanusiaan.

OCHA menyatakan bahwa sebanyak 1,4 juta orang di Gaza membutuhkan sekitar 3.500 truk bantuan yang mencakup makanan, tenda, terpal, dan perlengkapan rumah tangga.

Namun, hingga kini bantuan masih sulit disalurkan secara merata.

Pembatasan terhadap organisasi kemanusiaan internasional, termasuk badan PBB untuk pengungsi Palestina, terus menghambat pengiriman tempat penampungan ke wilayah terdampak.

OCHA menegaskan bahwa Israel perlu memfasilitasi penuh akses kemanusiaan ke seluruh wilayah Gaza, termasuk Gaza City dan bagian utara yang paling parah terdampak.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti