
Pantau - Royal Melbourne Hospital (RMH) di Australia tengah melakukan uji coba klinis pertama untuk pengobatan kanker otak melalui platform inovatif bernama Brain Perioperative (BrainPOP).
Uji coba ini ditujukan untuk menilai efektivitas obat baru dalam melawan kanker otak jenis Low Grade Glioma (LGG), yang pertumbuhannya lambat namun berdampak besar terhadap kualitas hidup pasien.
Pernyataan resmi pada Senin, 25 Agustus 2025, menyebutkan bahwa pengobatan ini lahir berkat penemuan mutasi genetik pada kanker otak LGG dan metode terapi baru yang dikembangkan.
LGG umumnya menyerang orang dewasa muda dan ditandai dengan mutasi pada gen IDH, dengan pilihan pengobatan yang selama ini sangat terbatas.
Jenis kanker ini juga telah lama dianggap tidak dapat disembuhkan.
Safusidenib dan Terobosan Pengobatan Melalui BrainPOP
Dalam studi percontohan ini, peneliti menguji Safusidenib, sebuah obat oral berbentuk inhibitor yang dirancang khusus untuk menargetkan gen IDH1 yang telah bermutasi.
Para ilmuwan mengamati efek obat ini pada sampel tumor LGG sebelum dan sesudah pengobatan untuk mengetahui perubahan yang terjadi di jaringan otak.
Hasil awal uji coba menunjukkan temuan yang sangat menjanjikan dan telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature Medicine.
"Uji coba ini bukan hanya sebuah revolusi dalam cara kita menguji pengobatan baru, melainkan juga menghadirkan peluang-peluang baru bagi kelompok pasien penyakit mematikan ini yang berasal dari kelompok usia yang patut diselamatkan," ungkap Kate Drummond, direktur bedah saraf di RMH sekaligus investigator utama dalam studi ini.
Platform BrainPOP Buka Era Baru Pengobatan Kanker Otak
Jim Whittle, seorang onkolog dari Peter MacCallum Cancer Center di Melbourne dan penulis senior studi, menjelaskan bahwa metode perioperative trial umumnya digunakan pada jenis kanker lain.
Namun, karena kompleksitas prosedur bedah saraf, metode ini belum pernah diterapkan pada kanker otak sebelumnya.
Studi ini berhasil membuktikan bahwa platform BrainPOP aman dan efektif dalam mengungkap secara rinci efek pengobatan langsung di jaringan otak pasien.
Platform ini memungkinkan pengambilan keputusan pengobatan yang bersifat personal dan berbasis data biologis dari masing-masing pasien.
Selain itu, BrainPOP juga membantu mengidentifikasi pasien yang paling berpotensi mendapat manfaat maksimal dari terapi Safusidenib.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf