billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

AS Rencanakan Pembatasan Visa Mahasiswa Asing dan Jurnalis di Era Trump

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

AS Rencanakan Pembatasan Visa Mahasiswa Asing dan Jurnalis di Era Trump
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Bendera Amerika Serikat. ANTARA/Pixabay)

Pantau - Pemerintah Amerika Serikat (AS) berencana memperpendek masa berlaku visa bagi mahasiswa asing, peserta program pertukaran, dan jurnalis sebagai bagian dari kebijakan Presiden Donald Trump yang memperketat aturan imigrasi secara nasional.

Visa F, J, dan I Jadi Sasaran Aturan Baru

Departemen Keamanan Dalam Negeri AS (DHS) mengusulkan pembatasan untuk tiga jenis visa, yakni visa F (mahasiswa internasional), visa J (program pertukaran), dan visa I (pekerja media).

Dalam usulan tersebut, visa pelajar dan pertukaran dibatasi maksimal empat tahun, sementara visa jurnalis hanya berlaku hingga 240 hari.

Khusus jurnalis asal China, masa tinggal dibatasi lebih ketat, yakni hanya 90 hari.

DHS menilai pemegang visa F, J, dan I selama ini terlalu lama diberi izin tinggal hampir tanpa batas waktu. Aturan baru ini bertujuan memperketat pengawasan, mengurangi risiko keamanan, serta meringankan beban anggaran negara.

Kebijakan Lama yang Diangkat Kembali

Pada akhir masa jabatan pertamanya tahun 2020, Trump sempat mengusulkan kebijakan serupa. Namun, usulan tersebut mendapat penolakan luas dari institusi pendidikan tinggi dan akhirnya dibatalkan oleh pemerintahan Joe Biden pada 2021.

Kini, DHS membuka masa konsultasi publik selama 30 hari sebelum kebijakan baru ini diputuskan, meski belum ada kepastian kapan akan diberlakukan.

Pemegang visa tetap memiliki opsi mengajukan perpanjangan setelah masa berlaku awal habis.

Jumlah Pemegang Visa Terus Meningkat

Data DHS mencatat, pada 2024 terdapat sekitar 1,6 juta mahasiswa asing dengan visa F, 523.000 pemegang visa J, dan 24.000 pemegang visa I.

Sejak akhir 1970-an, pemegang visa F memang diizinkan masuk ke AS tanpa batas waktu tertentu.

Departemen Luar Negeri AS juga tengah meninjau catatan perjalanan lebih dari 55 juta pemegang visa sah dari seluruh dunia untuk mendeteksi potensi pelanggaran yang bisa berujung pada deportasi.

Sejak Trump kembali menjabat pada Januari, jumlah pencabutan visa meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya, dengan pencabutan visa pelajar tercatat hampir empat kali lipat lebih banyak dibanding periode yang sama tahun lalu.

Penulis :
Ahmad Yusuf