
Pantau - Presiden Prancis Emmanuel Macron menyatakan dukungan penuh terhadap upaya damai internasional terkait konflik di Gaza, menyusul sikap Hamas yang menerima secara prinsip rencana gencatan senjata dan pertukaran sandera yang diusulkan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
"Kita punya peluang untuk membuat kemajuan nyata menuju perdamaian," tulis Macron dalam pernyataan resminya.
Ia menegaskan bahwa Prancis akan berperan aktif dalam proses ini, sesuai komitmennya di PBB bersama Amerika Serikat, Israel, Palestina, dan mitra global lainnya.
Macron juga memuji Trump dan timnya atas "komitmen mereka terhadap perdamaian" serta mendesak agar tanggapan Hamas segera ditindaklanjuti untuk mempercepat implementasi gencatan senjata dan pembebasan semua sandera.
Rencana Damai Trump Didukung Internasional, Gaza Menuju Zona Bebas Senjata
Sebelumnya, Hamas telah menyetujui garis besar rencana Trump yang mencakup pembebasan semua sandera Israel, penyerahan jenazah korban, serta pengalihan pemerintahan Gaza kepada otoritas teknokrat Palestina yang independen.
Trump memberikan batas waktu hingga Minggu pukul 18.00 waktu Washington (2200 GMT) bagi Hamas untuk secara resmi menyetujui rencana tersebut.
Rencana ini bertujuan menjadikan Gaza sebagai zona bebas senjata dan menempatkan wilayah itu di bawah pemerintahan transisi yang diawasi badan internasional baru di bawah inisiatif Amerika Serikat.
Isi rencana meliputi pembebasan sandera Israel dalam 72 jam setelah kesepakatan, pertukaran dengan ratusan tahanan Palestina, penghentian permusuhan, perlucutan senjata kelompok bersenjata, serta penarikan bertahap pasukan Israel.
Pemerintahan teknokrat akan dikelola di bawah pengawasan Amerika Serikat untuk memulihkan stabilitas dan mengelola rekonstruksi.
Krisis Kemanusiaan Gaza Memburuk, Dunia Desak Penyelesaian
Israel telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama hampir 18 tahun, yang semakin diperketat sejak Maret 2025 melalui penutupan perbatasan dan pelarangan bantuan makanan serta obat-obatan.
Langkah tersebut mendorong wilayah Gaza ke ambang kelaparan.
Sejak Oktober 2023, serangan udara Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
PBB dan berbagai organisasi hak asasi manusia menyatakan bahwa Gaza kini nyaris tak layak huni, dengan kelaparan dan penyakit yang menyebar di tengah situasi pengungsian massal.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf