Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menlu Thailand Tegaskan Tiga Prioritas untuk Wujudkan ASEAN yang Berpusat pada Rakyat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menlu Thailand Tegaskan Tiga Prioritas untuk Wujudkan ASEAN yang Berpusat pada Rakyat
Foto: (Sumber: Menteri Luar Negeri Thailand Sihasak Phuangketkeow pada agenda "ASEAN for the People's Conference" oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Minggu (5/10/2025). (ANTARA FOTO/Asri Mayang Sari).)

Pantau - Menteri Luar Negeri Thailand, Sihasak Phuangketkeow, menekankan tiga prioritas utama dalam mewujudkan ASEAN yang benar-benar berorientasi pada rakyat, dalam pidatonya di ASEAN for the People’s Conference yang digelar oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) di Jakarta, Minggu, 5 Oktober 2025.

Perdamaian, Partisipasi, dan Kemitraan Jadi Pilar Utama

Prioritas pertama yang disampaikan adalah menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara.

Menurut Phuangketkeow, perdamaian tidak hanya berarti ketiadaan konflik, namun juga mencakup konsep keamanan manusia dan keamanan yang lahir dari kesejahteraan.

"Kebebasan dari rasa takut dan dari keinginan adalah pilar perdamaian abadi karena ketika orang-orang memiliki akses ke makanan, kesehatan, pendidikan, dan kesempatan, masyarakat menjadi lebih stabil dan kawasan kita lebih aman," ungkapnya.

Prioritas kedua adalah menjadikan ASEAN tetap berpusat pada rakyat, dengan membuka ruang partisipasi lebih besar bagi warga negara ASEAN dalam proses dan agenda regional.

"Intinya agenda dan proses kita membutuhkan mekanisme yang memberikan pemuda, masyarakat sipil, komunitas lokal lebih kuat dan bijaksana dalam membentuk kerja sama regional," jelasnya.

Ia menyebut konferensi rakyat sebagai contoh baik dalam menjembatani kesenjangan antara pembuat kebijakan dan suara rakyat.

"Untuk tujuan ini, ASEAN harus mendorong platform yang berfungsi sebagai basis untuk mengekspresikan pandangan yang beragam, di mana warga negara dapat menyalurkan suara mereka ke dalam pengembangan ASEAN," tambahnya.

Menurutnya, ruang partisipatif seperti ini dapat membangun kepercayaan dan menciptakan rasa kepemilikan masyarakat terhadap ASEAN.

Prioritas ketiga adalah memperluas dan memperdalam keterlibatan ASEAN dengan berbagai pemangku kepentingan.

Kerja sama dengan sektor swasta, akademisi, lembaga pemikir (think tank), dan pemimpin komunitas dinilai penting untuk menyusun kebijakan yang lebih inklusif dan responsif.

"Masing-masing dari mereka memiliki peran untuk memastikan kebijakan ASEAN lebih terinformasi, inklusif, dan responsif terhadap kebutuhan rakyat kita," katanya.

Ajak Pemerintah Dengarkan Rakyat, Masyarakat Sipil Didorong Beri Energi Baru

Phuangketkeow menegaskan bahwa ASEAN tidak dapat berkembang tanpa keterlibatan nyata dari masyarakatnya.

"ASEAN harus membangun kemitraan ini untuk menciptakan ekosistem kepercayaan dan kerja sama yang lebih luas yang mendukung kita dalam prioritas dan tujuan strategis di Komunitas ASEAN," ucapnya.

Ia juga menekankan pentingnya hubungan dua arah antara pemerintah dan masyarakat sipil.

"Bila ASEAN ingin menjadi komunitas untuk rakyat, maka pemerintah harus lebih mendengar dan masyarakat sipil harus terus memberi ide serta energi," ujarnya.

Ia menutup pernyataannya dengan mengajak warga ASEAN untuk melihat keberagaman sebagai kekuatan.

"Masyarakat harus menemukan kekuatan dalam keberagaman kita, dan kaum muda harus merasakan bahwa ASEAN adalah tempat untuk berbagi. Jika kita bisa melakukan ini, ASEAN tidak hanya akan menjadi komunitas bangsa, tetapi juga komunitas manusia yang sejati," tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Ahmad Yusuf