
Pantau - Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, mengecam keras penahanan kembali sejumlah aktivis kemanusiaan oleh militer Israel, termasuk sembilan relawan asal Malaysia yang tergabung dalam misi kapal kemanusiaan Freedom Flotilla Coalition (FFC) dan Thousand Madleens To Gaza (TMTG).
Anwar menyampaikan bahwa kapal yang membawa relawan dari berbagai negara tersebut diadang secara tidak sah oleh tentara Israel di perairan internasional.
"Saya mendapat informasi bahwa kapal misi kemanusiaan Freedom Flotilla Coalition (FFC) dan Thousand Madleens To Gaza (TMTG) yang turut membawa rakyat Malaysia telah diadang secara tidak sah di perairan internasional oleh tentara zionis Israel sekitar jam 10.50 pagi waktu Malaysia," ungkapnya.
Israel Dinilai Langgar Hukum Internasional dan HAM
Anwar menilai tindakan militer Israel tersebut sebagai provokatif dan bertentangan dengan prinsip hukum internasional.
Ia menyebut penahanan terhadap kapal yang membawa bantuan kemanusiaan untuk rakyat Gaza sebagai perbuatan yang tidak berperikemanusiaan, melanggar hak asasi manusia, dan merendahkan martabat kemanusiaan dunia.
Perdana Menteri Malaysia menuntut agar semua relawan dan aktivis kemanusiaan asal Malaysia segera dibebaskan, diberi perlindungan, dan tidak disakiti selama masa penahanan.
Ia menegaskan bahwa pemerintahan MADANI Malaysia akan menggunakan seluruh upaya diplomatik untuk melindungi keselamatan warga negaranya yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut.
Malaysia Akan Tempuh Jalur Diplomatik dan Internasional
Pemerintah Malaysia akan berkoordinasi dengan negara-negara mitra dan organisasi internasional guna mendorong pembebasan para relawan sesegera mungkin.
Anwar juga menyinggung bahwa insiden serupa sebelumnya telah terjadi dalam misi Global Sumud Flotilla.
Dalam misi tersebut, sebanyak 23 relawan asal Malaysia sempat ditahan oleh militer Israel.
Setelah dibebaskan, mereka diterbangkan ke Istanbul untuk proses pemulihan dan telah kembali ke Malaysia pada malam hari tanggal 7 Oktober 2025.
- Penulis :
- Aditya Yohan