
Pantau - Perundingan tidak langsung antara Hamas dan Israel memasuki tahap akhir, dengan fokus pada daftar nama tahanan yang akan dibebaskan sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata terbaru.
Proses negosiasi ini dimediasi oleh Mesir, Qatar, dan Turki.
Kesepakatan sementara mencakup pembebasan 20 sandera yang masih hidup oleh Hamas, serta penyerahan 28 jasad sandera yang telah meninggal sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023.
Sebagai imbalan, Israel akan membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina.
Perbedaan Daftar Tahanan Masih Jadi Penghambat
Kedua pihak belum mencapai kesepakatan final terkait daftar nama tahanan yang akan dibebaskan.
Hamas bersikeras untuk memasukkan nama-nama tokoh penting seperti Marwan Barghouti dan Ahmed Saadat dalam daftar pembebasan.
Namun, Israel menolak permintaan itu dan menyatakan hanya bersedia membebaskan perempuan, anak-anak, dan tahanan dengan hukuman menengah.
Seorang pejabat senior Hamas menyampaikan bahwa mereka telah melakukan komunikasi intensif dengan para mediator selama dua hari terakhir.
Komunikasi tersebut bertujuan memperluas daftar tahanan dan mengamankan pembebasan tahanan yang telah lama mendekam di penjara.
Mediator disebutkan "terus bekerja untuk mengatasi berbagai kendala terakhir" sebelum kesepakatan resmi diumumkan.
Hamas juga menyatakan "berkomitmen mengimplementasikan kesepakatan pada tanggal yang telah ditentukan sebagai bagian dari kerangka kerja kemanusiaan yang diawasi mitra internasional".
Meski begitu, Kantor Informasi Tahanan Hamas mengungkap bahwa "beberapa isu kompleks masih belum terselesaikan", sehingga daftar final mengalami penundaan.
Pihak Hamas menegaskan bahwa upaya tetap berlangsung agar kesepakatan mencakup semua kategori tahanan.
Israel Siagakan Unit Khusus, Gugus Tugas Internasional Disiapkan
Juru bicara pemerintah Israel, Shosh Bedrosian, menyampaikan bahwa Hamas diperkirakan akan membebaskan semua 20 sandera yang masih hidup pada Senin pagi waktu setempat.
Dalam konferensi pers, Bedrosian juga menyebutkan bahwa sebuah gugus tugas internasional akan dibentuk untuk membantu menemukan jasad para sandera yang meninggal saat ditawan dan belum ditemukan.
Channel 15 Israel melaporkan bahwa militer Israel telah menempatkan unit khusus di wilayah Gaza.
Unit tersebut disiapkan untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan selama proses pertukaran sandera dan tahanan berlangsung.
Otoritas keamanan Israel juga memberlakukan pembatasan ketat di sejumlah area yang diyakini menjadi lokasi jasad sandera, guna mencegah gangguan terhadap upaya pencarian dan evakuasi.
- Penulis :
- Aditya Yohan