
Pantau - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyatakan akan mempertimbangkan untuk mengizinkan Israel melanjutkan operasi militer di Jalur Gaza apabila Hamas gagal mematuhi isi perjanjian gencatan senjata.
Pernyataan ini disampaikan Trump dalam wawancara telepon dengan CNN pada Rabu, 15 Oktober 2025.
Trump Desak Hamas Patuh, Utamakan Pembebasan Sandera
Trump menekankan pentingnya pemenuhan komitmen Hamas dalam kesepakatan gencatan senjata, terutama terkait pembebasan sandera.
"Apa yang terjadi dengan Hamas – itu akan segera diselesaikan," ujarnya.
"Israel akan kembali ke jalan-jalan itu segera setelah saya mengatakannya. Jika Israel bisa masuk dan menghancurkan mereka, mereka akan melakukannya," lanjut Trump.
Ia menyebut bahwa sebelumnya ia sempat menahan tindakan Israel, namun kini menegaskan bahwa Hamas harus:
- Mengembalikan jasad sandera Israel yang telah meninggal
- Melucuti senjata
Trump juga menyatakan bahwa pembebasan 20 sandera Israel yang masih hidup adalah "yang terpenting".
Gencatan Senjata Tahap Pertama Masih Berlangsung, Hamas Serahkan Dua Jasad
Pada hari yang sama, Hamas menyatakan siap menyerahkan jenazah dua sandera Israel sebagai bagian dari implementasi kesepakatan gencatan senjata.
Brigade Qassam, sayap bersenjata Hamas, menyebut pemindahan jasad dilakukan pada pukul 22.00 waktu setempat (Kamis, 16 Oktober pukul 02.00 WIB).
Hamas menegaskan bahwa mereka telah menyerahkan semua sandera yang masih hidup dan semua jenazah yang "dapat mereka jangkau".
Namun, Hamas juga menyebut evakuasi jasad lainnya membutuhkan "upaya signifikan dan peralatan khusus", dan pihaknya tengah "bekerja keras untuk menyelesaikan kasus ini".
Isi Kesepakatan Gencatan Senjata dan Tahapan Lanjutan
Trump sebelumnya mengumumkan dimulainya tahap pertama gencatan senjata pada 29 September 2025, yang mencakup:
- Pertukaran 20 sandera Israel dengan hampir 2.000 tahanan Palestina
- Penarikan bertahap pasukan Israel dari Jalur Gaza
- Penyerahan jasad delapan sandera oleh Hamas
- Tahap kedua kesepakatan mencakup:
- Pembentukan pemerintahan baru di Gaza tanpa keterlibatan Hamas
- Pelucutan senjata Hamas
- Penempatan pasukan multinasional di wilayah tersebut
Kondisi Gaza Memburuk, Korban Sipil Meningkat
Sejak awal serangan Israel pada Oktober 2023, lebih dari 67.900 warga Palestina telah dilaporkan tewas di Gaza, mayoritas merupakan perempuan dan anak-anak.
Wilayah Gaza kini nyaris tidak layak huni akibat kehancuran luas yang ditimbulkan oleh serangan militer yang berlangsung lebih dari dua tahun.
- Penulis :
- Aditya Yohan