billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Thailand dan Kamboja Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Ketegangan Perbatasan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Thailand dan Kamboja Akan Gelar Pertemuan Darurat Bahas Ketegangan Perbatasan
Foto: (Sumber: Arsip foto - Tentara Kamboja berjaga di kawasan perbatasan Prey Chan, Banteay Meanchey, Kamboja (29/8/2025). Meski gencatan senjata telah diberlakukan, penjagaan ketat tetap dilakukan. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/rwa..)

Pantau - Thailand dan Kamboja dijadwalkan menggelar pertemuan darurat Komisi Perbatasan Bersama di tengah meningkatnya ketegangan di wilayah perbatasan, meski gencatan senjata telah diberlakukan sejak Agustus 2025.

Bahas Pembangunan Pagar hingga Penarikan Senjata Berat

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Thailand, Nikondet Phalangkun, mengatakan pada Minggu, 19 Oktober 2025, bahwa situasi saat ini "sangat mendesak", meskipun forum tersebut biasanya dilakukan secara berkala.

Thailand berencana mengangkat isu dugaan pelanggaran wilayah oleh Kamboja di Ban Nong Chan dan Ban Nong Ya Kaew.

“Kami akan memberi tahu pihak Kamboja tentang rencana menerapkan langkah-langkah keamanan, seperti pembangunan pagar di wilayah-wilayah yang tanda batasnya telah disepakati kedua pihak,” ungkap Phalangkun.

Komisi juga akan membahas penarikan senjata berat dari kawasan perbatasan, kerja sama pemberantasan penipuan daring lintas batas, serta pengelolaan wilayah perbatasan yang lebih efektif.

Phalangkun menegaskan, “Thailand sekali lagi berharap Kamboja bisa memenuhi komitmennya dengan penuh tanggung jawab.”

Konflik Meletus Sejak Juli, Gencatan Senjata Belum Stabil

Sengketa perbatasan kedua negara telah berlangsung selama puluhan tahun dan berubah menjadi konflik bersenjata pada 24 Juli 2025.

Kedua pihak melancarkan serangan artileri dan udara, dengan laporan korban jiwa dari kalangan militer dan warga sipil.

Pada 4 Agustus, kedua negara mengumumkan gencatan senjata segera, yang kemudian dilanjutkan dengan kesepakatan resmi mengenai implementasinya.

Pertemuan Komisi Perbatasan Bersama ini diharapkan dapat meredakan kembali ketegangan dan memperkuat mekanisme kerja sama di wilayah sensitif tersebut.

Penulis :
Ahmad Yusuf