billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Trump: AS Siap Intervensi Jika Hamas Gagal Lucuti Senjata Sesuai Kesepakatan Gencatan Senjata

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Trump: AS Siap Intervensi Jika Hamas Gagal Lucuti Senjata Sesuai Kesepakatan Gencatan Senjata
Foto: (Sumber: Arsip foto - Anggota pasukan Brigade Al-Qassam, sayap militer kelompok perlawanan Palestina, Hamas. ANTARA/Anadolu/as/am.)

Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa intervensi militer dapat dilakukan jika Hamas gagal melucuti senjata mereka sesuai dengan kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza, meskipun belum ada batas waktu resmi yang ditetapkan untuk pelaksanaan kewajiban tersebut.

Belum Ada Tenggat Waktu, Tapi Intervensi Jadi Opsi Jika Hamas Ingkar

Dalam wawancara dengan Fox News pada Minggu, 19 Oktober 2025, Trump menyampaikan bahwa dirinya tidak memberikan batas waktu yang tegas, namun tetap memantau perkembangan di Gaza.

"Saya tidak memberikan batas waktu yang tegas," ujarnya, "tetapi kami akan melihat bagaimana semuanya berjalan."

Ketika ditanya apakah ia yakin Hamas benar-benar akan menyerahkan senjata, Trump menjawab bahwa kelompok tersebut telah menyatakan kesediaannya untuk melakukan pelucutan.

"Mereka mengatakan akan [melakukan itu]... jika terpaksa, kami akan melucuti senjata mereka," tegas Trump.

Ia menambahkan bahwa langkah pelucutan bisa dilakukan oleh Amerika Serikat atau sekutunya, terutama Israel, namun tanpa pengerahan pasukan AS ke wilayah Gaza.

"Entah itu saya, AS, atau proksinya, bisa saja Israel, dengan dukungan kami. Kami tidak akan mengerahkan pasukan ke lapangan [Gaza]," lanjutnya.

Berdasarkan Rencana Trump, Gencatan Senjata Meliputi Rekonstruksi dan Reformasi Pemerintahan Gaza

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas yang terdiri dari 20 poin dicapai pada awal Oktober 2025, berdasarkan rencana perdamaian yang diajukan langsung oleh Presiden Trump.

Fase pertama dari kesepakatan itu mencakup pertukaran sandera dari pihak Israel dengan tahanan Palestina.

Fase selanjutnya meliputi proses rekonstruksi wilayah Gaza yang hancur serta pembentukan pemerintahan baru di wilayah tersebut tanpa keterlibatan Hamas.

Sejak agresi militer Israel dimulai pada Oktober 2023, hampir 68.000 warga Palestina dilaporkan tewas, dengan mayoritas korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Akibat berlarutnya konflik, kondisi di Jalur Gaza saat ini dinilai hampir tidak layak untuk dihuni manusia.

Penulis :
Ahmad Yusuf