
Pantau - Pemerintah Mesir mengirimkan tim khusus beserta peralatan ke Jalur Gaza untuk membantu proses evakuasi jasad para sandera Israel yang ditahan di wilayah tersebut, sebagaimana dilaporkan oleh media Mesir, Al-Qahera News, pada Sabtu, 25 Oktober 2025.
Evakuasi Dipercepat di Tengah Kerusakan Infrastruktur Gaza
Langkah pengiriman bantuan oleh Mesir bertujuan untuk mempercepat pencarian dan pengambilan jasad di bawah reruntuhan bangunan di Gaza.
Media Al-Qahera News mengutip sumber anonim yang menyebutkan bahwa proses evakuasi terhambat oleh kerusakan infrastruktur yang sangat parah akibat konflik yang berkepanjangan.
Israel telah menyetujui permintaan Mesir untuk mengizinkan masuknya personel dan peralatan ke Gaza sebagai bagian dari misi kemanusiaan tersebut.
Persetujuan itu dikonfirmasi melalui laporan surat kabar Israel, The Jerusalem Post.
Langkah ini menjadi bagian dari implementasi perjanjian gencatan senjata yang telah diberlakukan sejak 10 Oktober 2025.
Pertukaran Tahanan dan Proses Pemulangan Jasad
Dalam perjanjian gencatan senjata tersebut, Hamas telah membebaskan 20 sandera Israel yang masih hidup.
Sebagai imbal balik, Israel membebaskan sekitar 2.000 tahanan Palestina dari berbagai fasilitas penahanan.
Meski demikian, Israel memperkirakan masih terdapat 28 jasad sandera yang sebelumnya ditahan oleh Hamas di wilayah Gaza.
Beberapa dari sandera itu diperkirakan telah meninggal dunia sebelum dipindahkan ke Gaza, sementara sisanya meninggal saat masih berada dalam penyanderaan.
Hingga saat ini, Hamas telah menyerahkan 15 jasad sandera kepada pihak Israel.
Misi evakuasi yang melibatkan Mesir diharapkan dapat membantu penyelesaian pemulangan seluruh jasad yang tersisa.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf









