
Pantau - Sejumlah orang ditangkap oleh kepolisian Prancis karena diduga terlibat dalam pencurian besar di Museum Louvre, Paris, termasuk dua pria yang dicurigai mencuri permata mahkota peninggalan era Napoleon.
Jaksa Paris Laure Beccuau menyatakan bahwa penangkapan dilakukan oleh penyidik dari BRB (Brigade Pemberantasan Bandit) pada Sabtu malam, 25 Oktober 2025.
Salah satu tersangka ditangkap di Bandara Paris saat berusaha melarikan diri ke luar negeri.
Aksi Terorganisir dan Penyelidikan Masih Berlangsung
Beccuau menyampaikan bahwa penyelidikan melibatkan sekitar 100 penyidik dan masih terus berkembang, sehingga terlalu dini untuk memberikan rincian lebih lanjut.
Ia mengkritik penyebaran informasi yang prematur karena dapat mengganggu upaya pelacakan barang curian dan pelaku lainnya.
“Pengungkapan informasi yang prematur dapat mengganggu proses pencarian perhiasan yang dicuri dan pelaku lainnya,” tulis Beccuau melalui platform X.
Menteri Dalam Negeri Prancis Laurent Nunez turut mengapresiasi kerja para penyidik dan meminta masyarakat untuk menghormati kerahasiaan penyelidikan.
“Penyelidikan harus terus dilakukan dengan menghormati kerahasiaan... Kami akan melanjutkan dengan tekad yang sama!! Kami lanjutkan,” tulis Nunez melalui akun resminya.
Sembilan Perhiasan Peninggalan Napoleon Dicuri
Pencurian terjadi pada 19 Oktober 2025, ketika sekelompok pencuri membobol Museum Louvre dan mencuri sembilan perhiasan dari total 23 benda peninggalan Napoleon dan para permaisurinya.
Barang-barang yang dicuri antara lain mahkota, anting, kalung, dan bros, yang sebelumnya dipamerkan sebagai bagian dari warisan keluarga kekaisaran Prancis.
Para pencuri disebut masuk ke museum dengan cara:
- Menggunakan tangga di atas alat pengangkat (cherry picker)
- Memotong kaca jendela dengan gerinda
- Melarikan diri menggunakan skuter
Media lokal Le Parisien melaporkan bahwa aksi tersebut dilakukan oleh empat orang, dengan dua orang di antaranya masuk ke dalam museum, sementara dua lainnya berjaga di luar.
Nunez tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian pelaku merupakan warga asing, meskipun identitas resmi belum diungkap karena proses hukum masih berjalan.
Artikel ini diterjemahkan oleh Nabil Ihsan dan disunting oleh Anton Santoso, berdasarkan laporan dari Sputnik/RIA Novosti.
- Penulis :
- Aditya Yohan










