billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Kapal Perang AS Tiba di Trinidad dan Tobago, Venezuela Tuding Ada Upaya Provokasi Militer

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Kapal Perang AS Tiba di Trinidad dan Tobago, Venezuela Tuding Ada Upaya Provokasi Militer
Foto: (Sumber: USS Sampson (DDG-102). ANTARA/en.wikipedia.org.)

Pantau - Kapal perusak berpeluru kendali milik Amerika Serikat (AS), USS Gravely, dilaporkan berlabuh di Pelabuhan Spanyol (Port of Spain), ibu kota Trinidad dan Tobago, pada Minggu, di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan Caracas.

AS Perkuat Tekanan Militer di Karibia

Menurut laporan Anadolu Agency, USS Gravely bergabung dengan kapal induk USS Gerald R. Ford yang mulai bergerak menuju perairan Venezuela sebagai bagian dari langkah militer AS yang dinilai meningkatkan tekanan terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro.

Pemerintah Venezuela mengecam kehadiran kapal perang tersebut dan menuding AS sedang berupaya memicu konflik.

Presiden Maduro menegaskan bahwa Washington berusaha menciptakan “perang abadi baru” terhadap rakyat Venezuela.

Dalam pernyataan resmi, pemerintah Venezuela menyebut kehadiran USS Gravely sebagai “provokasi permusuhan terhadap Venezuela dan ancaman serius bagi perdamaian Karibia.”

Pernyataan tersebut juga menuduh AS tengah merencanakan operasi bendera palsu atau serangan provokasi yang disamarkan.

“Venezuela melaporkan telah menangkap sekelompok tentara bayaran dengan informasi langsung dari badan intelijen AS, CIA, yang dapat memastikan bahwa serangan bendera palsu sedang berlangsung dari perairan yang berbatasan dengan Trinidad dan Tobago, atau dari wilayah Trinidad atau Venezuela sendiri,” ungkap pemerintah Venezuela.

Latihan Militer Gabungan dan Respons AS

Sementara itu, pejabat Trinidad dan Tobago serta Amerika Serikat menyatakan bahwa kapal perang USS Gravely akan tetap berada di Port of Spain hingga Kamis.

Kehadiran kapal tersebut disebutkan bertujuan untuk memungkinkan kedua negara melakukan latihan militer gabungan di kawasan Karibia.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi tekanan militer regional yang beberapa kali memicu protes keras dari pemerintah Venezuela, yang menilai tindakan tersebut sebagai ancaman terhadap kedaulatan nasionalnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti