
Pantau - Wakil Presiden Amerika Serikat JD Vance menyatakan bahwa perjanjian gencatan senjata di Jalur Gaza tetap berlaku, meskipun Israel melancarkan serangan udara dan artileri ke wilayah tersebut pada Selasa, 28 Oktober 2025.
"Presiden (Donald Trump) mencapai perdamaian bersejarah di Timur Tengah, gencatan senjata masih berlaku. (Namun) itu tidak berarti tak akan ada pertempuran kecil di sana-sini," ungkap JD Vance.
Pernyataan ini disampaikan di tengah eskalasi baru antara Israel dan Hamas, menyusul serangan Israel ke Gaza yang diperintahkan langsung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Israel Menyerang Gaza, AS Sebut Respons terhadap Pelanggaran
Vance menjelaskan bahwa serangan militer Israel merupakan respons atas insiden terbaru yang dilakukan oleh kelompok perlawanan di Gaza.
"Hamas atau kelompok perlawanan lain di Gaza baru-baru ini menyerang seorang tentara Israel," tambahnya.
Ia memperkirakan akan ada balasan dari Israel, tetapi yakin bahwa perdamaian yang dijanjikan Presiden Trump akan tetap terjaga.
Serangan udara dan artileri oleh Israel dilakukan setelah Netanyahu memerintahkan "serangan segera dan kuat" terhadap dugaan pelanggaran gencatan senjata oleh Hamas.
Isi Gencatan Senjata dan Dampak Konflik Sejak 2023
Perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah diberlakukan sejak 10 Oktober 2025, sebagai bagian dari rencana perdamaian yang diinisiasi oleh Presiden AS Donald Trump.
Kesepakatan tersebut mencakup:
- Pertukaran sandera dan tahanan
- Rekonstruksi wilayah Gaza
- Namun, sejak konflik besar dimulai pada Oktober 2023, lebih dari 68.000 warga Palestina telah terbunuh di Jalur Gaza.
- Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak.
Selain itu, lebih dari 170.000 orang dilaporkan terluka selama konflik berlangsung.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan









