Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

KTT APEC 2025 Ditutup di Korea Selatan, Indonesia Tegaskan Komitmen pada Perdagangan Multilateral

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

KTT APEC 2025 Ditutup di Korea Selatan, Indonesia Tegaskan Komitmen pada Perdagangan Multilateral
Foto: (Sumber: Presiden Prabowo Subianto disambut oleh Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung beserta istri Kim Keon-hee saat gala dinner dalam rangkaian KTT APEC 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, Jumat (31/10/2025). ANTARA/HO-Biro Pers Setpres/Muchlis Jr/aa..)

Pantau - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) APEC 2025 resmi ditutup pada 1 November 2025 di Gyeongju, Korea Selatan, di tengah ketegangan geopolitik dan tantangan ekonomi global yang semakin kompleks.

APEC Hadapi Tantangan Baru di Era Trump dan Perang Dagang AS–China

Forum Asia-Pasifik kali ini menjadi sorotan karena berlangsung di tengah kembalinya Donald Trump ke pemerintahan Amerika Serikat dengan kebijakan “America First” dan meningkatnya ketegangan dalam perang dagang AS–China.

APEC, yang didirikan pada November 1989 dan kini memiliki 21 anggota termasuk Indonesia, Amerika Serikat, China, Jepang, Rusia, dan Kanada, merupakan forum penting yang mencakup 60 persen Produk Domestik Bruto (PDB) dunia dan hampir 50 persen perdagangan global.

KTT APEC 2025 tidak hanya menjadi tempat pertemuan para pemimpin negara anggota, tetapi juga menjadi panggung penting bagi Indonesia untuk menunjukkan peran aktifnya dalam membentuk arah kebijakan ekonomi kawasan dan global.

Dalam sesi pertama APEC Economic Leaders’ Meeting (AELM), Presiden Indonesia Prabowo Subianto menyampaikan sikap tegas bahwa Indonesia tetap berkomitmen terhadap sistem perdagangan multilateral berbasis aturan, dengan Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) sebagai intinya.

Menurut Presiden Prabowo, sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan diperlukan agar semua negara dapat berkompetisi secara adil dan setara.

Deklarasi Gyeongju, AI, dan Demografi Jadi Fokus APEC 2025

Dalam penutupan KTT, para pemimpin APEC mengadopsi tiga dokumen utama, yaitu:

  • Deklarasi Gyeongju
  • Inisiatif AI APEC
  • Kerangka Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi
  • Deklarasi Gyeongju menegaskan komitmen negara anggota pada tiga agenda utama APEC 2025: Terhubung, Berinovasi, dan Sejahtera.

Deklarasi tersebut juga menekankan pentingnya kerja sama di berbagai bidang strategis, seperti:

  • Perdagangan dan investasi
  • Inovasi dan digitalisasi
  • Pertumbuhan ekonomi yang inklusif
  • Teknologi kecerdasan buatan (AI)
  • Perubahan struktur demografi akibat penuaan penduduk

Menariknya, untuk pertama kalinya sejak 2021, deklarasi APEC tidak mencantumkan frasa "sistem perdagangan multilateral berbasis aturan dengan WTO sebagai intinya".

Hilangnya frasa ini mencerminkan semakin lebarnya perbedaan pandangan terkait perdagangan internasional di antara negara-negara besar.

Di sisi lain, Deklarasi Gyeongju menjadi dokumen resmi pertama dalam sejarah APEC yang menyoroti kontribusi budaya dan industri kreatif sebagai bagian dari kerja sama regional.

APEC Bangun Visi AI dan Tanggapi Tantangan Demografi

Dokumen Inisiatif AI APEC memuat visi bersama tentang kebijakan dasar dan arah kerja sama nyata di bidang teknologi kecerdasan buatan.

Salah satu implementasi konkritnya adalah rencana pembangunan Pusat AI Asia Pasifik, yang akan menjadi hub kerja sama penelitian dan pengembangan teknologi AI di kawasan.

Sementara itu, Kerangka Bersama APEC untuk Menanggapi Perubahan Demografi membahas isu-isu strategis seperti penurunan angka kelahiran dan penuaan populasi yang mulai menjadi tantangan serius bagi banyak negara di Asia-Pasifik.

KTT APEC 2025 menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dan antarnegara dalam merespons tantangan global, serta peran sentral Indonesia dalam memajukan kerja sama yang adil dan inklusif di kawasan.

Penulis :
Ahmad Yusuf