Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Topan Kalmaegi Renggut 80 Nyawa dan Paksa Ratusan Ribu Warga Filipina Mengungsi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Topan Kalmaegi Renggut 80 Nyawa dan Paksa Ratusan Ribu Warga Filipina Mengungsi
Foto: (Sumber: Tim penyelamat dari Palang Merah Filipina mengevakuasi warga dari rumah mereka setelah banjir yang dibawa oleh hujan deras akibat topan Kalmaegi di Provinsi Cebu, Filipina, Selasa (4/11/2025). ANTARA/Xinhua/HO-Palang Merah Filipina/aa. (Handout Philippine Red Cross via Xinhua).)

Pantau - Topan Kalmaegi menerjang wilayah tengah Filipina dan menyebabkan sedikitnya 80 orang tewas hingga Rabu malam (5/10), serta memaksa lebih dari 570.000 warga mengungsi akibat banjir besar dan kerusakan parah.

Cebu Jadi Wilayah Paling Terdampak

Pulau wisata Cebu menjadi daerah paling parah terdampak oleh terjangan Topan Kalmaegi.

Menurut data dari Kantor Pertahanan Sipil Filipina, Cebu menyumbang lebih dari separuh dari total jumlah korban jiwa.

Sebanyak 75 orang masih dinyatakan hilang hingga laporan terakhir.

Seorang pegawai pemerintah Provinsi Cebu bernama Jovy Gerodias (50), yang tinggal di Kota Talisay, menceritakan pengalaman saat puncak badai.

"Kami kemudian baru tahu bahwa banjir di sejumlah tempat di perumahan kami sudah setinggi dada. Banyak mobil, sampah, dan juga perabotan terseret arus hingga menutup akses masuk ke perumahan kami kemarin," ungkapnya melalui sambungan telepon kepada Kyodo News pada Rabu.

Korban Jiwa Termasuk Awak Helikopter

Selain korban sipil, insiden tragis juga menimpa tim militer yang sedang menjalankan misi kemanusiaan.

Beberapa awak helikopter militer dilaporkan tewas setelah helikopter yang mereka tumpangi jatuh di Pulau Mindanao.

Helikopter tersebut lepas landas dalam misi pemantauan kerusakan akibat topan, namun mengalami kecelakaan yang menewaskan seluruh awaknya.

Informasi ini dikutip dari laporan Kyodo-OANA yang menyebutkan, "Sebanyak 60 orang tewas, 20 hilang, akibat Topan Kalmaegi di Filipina" dan "Topan Kalmaegi landa Filipina, seorang tewas dan ribuan terdampak".

Penulis :
Ahmad Yusuf