Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Trump Tegaskan Komitmen AS Perkuat Kerja Sama Strategis dengan Negara-Negara Asia Tengah

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Trump Tegaskan Komitmen AS Perkuat Kerja Sama Strategis dengan Negara-Negara Asia Tengah
Foto: Presiden AS Donald Trump menghadiri jamuan makan malam bersama Presiden Kirgistan Sadyr Japarov, Presiden Tajikistan Emomali Rahmon dan para pemimpin negara-negara C5+1 Asia Tengah lainnya yaitu Kazakhstan, Turkmenistan, dan Uzbekistan, di Ruang Timur Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, Kamis 6/11/2025 (sumber: REUTERS/Nathan Howard)

Pantau - Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Kamis (6 November 2025) menegaskan komitmennya untuk memperdalam kerja sama dengan negara-negara Asia Tengah di bidang mineral kritis, perdagangan, dan keamanan dalam sebuah pertemuan tingkat tinggi di Gedung Putih.

Fokus pada Mineral Kritis dan Perdagangan Strategis

Trump menyampaikan bahwa kawasan Asia Tengah merupakan wilayah yang sangat strategis dan berpengaruh, yang selama ini diabaikan oleh pemerintahan sebelumnya.

Ia menyebut kawasan tersebut sebagai "jantung Eurasia" dengan potensi luar biasa, terutama dalam hal sumber daya mineral dan posisinya yang strategis secara geopolitik.

"Salah satu agenda utama kami adalah kerja sama di bidang mineral kritis", ungkapnya, sambil menambahkan bahwa Amerika Serikat tengah memperluas rantai pasok mineral penting demi memperkuat keamanan ekonomi nasional.

Trump juga menyampaikan bahwa kerja sama perdagangan antara Amerika Serikat dan negara-negara Asia Tengah terus meningkat, termasuk di bidang pertahanan dan industri.

Washington saat ini tengah berupaya mendiversifikasi pasokan bahan mentah penting untuk mendukung pengembangan energi bersih dan teknologi tinggi.

Presiden Tajikistan, Emomali Rahmon, mengungkapkan bahwa negaranya memiliki peran signifikan dalam ekspor antimon ke Amerika Serikat.

"Tajikistan menempati peringkat kedua dunia dalam produksi antimon dan saat ini menjadi produsen utama logam antimon, yang sangat diminati Amerika Serikat", ujarnya.

Ia menambahkan bahwa antimon menyumbang 97 persen ekspor Tajikistan ke AS pada tahun sebelumnya, dan menjelaskan adanya proyek patungan di bidang metalurgi yang menjadi bagian dari kolaborasi jangka panjang antara kedua negara.

Selain itu, perusahaan-perusahaan Amerika juga telah mulai berinvestasi di sektor penerbangan dan infrastruktur data di Tajikistan.

Dukungan Politik dan Diplomatik Kawasan

Presiden Kazakhstan, Kassym-Jomart Tokayev, memuji kepemimpinan Trump dan menyebut kemitraan antara negaranya dan Amerika Serikat telah mencapai tingkat kemitraan strategis yang lebih tinggi.

"Amerika Serikat adalah investor terbesar di ekonomi kami dengan nilai investasi lebih dari 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1.669 triliun)", jelasnya.

Tokayev juga menyampaikan bahwa selama kunjungannya ke Washington, pelaku bisnis Kazakhstan menandatangani kesepakatan baru senilai lebih dari 17 miliar dolar AS (sekitar Rp283,8 triliun).

Kazakhstan juga disebut memasok sekitar 25 persen kebutuhan uranium Amerika Serikat dan menjadi tuan rumah bagi lebih dari 600 perusahaan Amerika.

Dalam kesempatan itu, Trump juga mengumumkan bahwa Kazakhstan secara resmi bergabung dengan Abraham Accords.

Ia menyebut langkah tersebut sebagai "kehormatan besar" dan tanda dari persahabatan yang semakin erat antara kedua negara.

Presiden Kirgistan, Sadyr Japarov, menyebut Amerika Serikat sebagai "mitra penting" dan menyampaikan harapan agar kerja sama dapat difokuskan pada pengembangan energi terbarukan, teknologi digital, serta perdamaian dan stabilitas kawasan.

Ia juga menekankan peran strategis kawasan Asia Tengah dalam dinamika politik global saat ini.

Forum C5+1 yang diluncurkan pada tahun 2015 menjadi platform utama dalam mempertemukan lima negara Asia Tengah - Kazakhstan, Kirgistan, Tajikistan, Turkmenistan, dan Uzbekistan - dengan Amerika Serikat untuk membahas isu-isu krusial seperti keamanan regional, kerja sama ekonomi, dan lingkungan.

Penulis :
Leon Weldrick