
Pantau - Amerika Serikat mendesak pihak-pihak yang bertikai di Sudan untuk segera menyepakati dan melaksanakan gencatan senjata kemanusiaan guna menghentikan penderitaan jutaan warga sipil.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Penasihat Senior untuk Urusan Arab dan Afrika, Massad Boulos, melalui akun resmi media sosial X milik pemerintah AS.
Boulos menyoroti kondisi jutaan warga sipil yang mengalami kekurangan makanan, air bersih, dan perawatan medis akibat konflik yang masih berlangsung.
Ia meminta Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) untuk menunjukkan komitmen penuh terhadap gencatan senjata tanpa adanya manuver politik maupun militer.
Krisis Kemanusiaan Semakin Parah, Akses Bantuan Terbatas
AS menekankan bahwa semua pihak harus segera menghentikan permusuhan dan memberikan akses kemanusiaan secara penuh, aman, dan tanpa hambatan.
Menurut Boulos, gencatan senjata merupakan langkah penting menuju dialog dan perdamaian berkelanjutan bagi Sudan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sebelumnya memperingatkan bahwa situasi kemanusiaan di Sudan terus memburuk, sementara lembaga-lembaga bantuan kesulitan menjangkau wilayah yang paling terdampak konflik.
Sejak konflik SAF dan RSF pecah pada April 2023, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sedikitnya 40.000 orang tewas dan 12 juta lainnya kehilangan tempat tinggal.
RSF pada bulan lalu dilaporkan merebut El-Fasher, ibu kota Darfur Utara, dan dituduh melakukan pembantaian terhadap warga sipil.
RSF kini menguasai lima negara bagian di Darfur, sementara SAF masih memegang kendali atas 13 negara bagian lainnya, termasuk ibu kota Khartoum.
Wilayah Darfur sendiri mencakup seperlima dari luas Sudan, namun sebagian besar dari 50 juta penduduk negara tersebut tinggal di wilayah yang dikuasai militer.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf







