Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Lebih dari 99 Ribu Warga Sipil Mengungsi dari El-Fasher Usai Dikuasai Pasukan RSF

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Lebih dari 99 Ribu Warga Sipil Mengungsi dari El-Fasher Usai Dikuasai Pasukan RSF
Foto: (Sumber: Ilustrasi pengungsi Sudan. /ANTARA/Anadolu/py..)

Pantau - Lebih dari 99.000 warga sipil Sudan mengungsi dari kota El-Fasher di Sudan bagian barat sejak kelompok paramiliter Rapid Support Forces (RSF) merebut kendali atas wilayah tersebut pada Oktober 2025.

Krisis Pengungsian Meluas di Darfur Utara

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) menyampaikan pada Kamis, 13 November 2025, bahwa total jumlah pengungsi dari El-Fasher mencapai 99.128 orang.

IOM mencatat tambahan 10.236 warga melarikan diri dalam periode 9 hingga 12 November 2025, berdasarkan matriks pemantauan pengungsian mereka.

Warga yang mengungsi berpindah ke berbagai lokasi di wilayah El-Fasher, Tawila, dan Kutum di Darfur Utara.

Tim lapangan IOM melaporkan adanya ketidakamanan parah di jalur-jalur utama yang dapat menghambat pergerakan warga.

IOM menyatakan angka pengungsi tersebut masih bersifat awal dan dapat berubah seiring kondisi keamanan yang belum stabil serta perpindahan penduduk yang terus meningkat.

IOM memperingatkan bahwa situasi tetap tegang dan tidak dapat diprediksi di tengah ketidakstabilan dan arus pengungsian yang terus terjadi.

Dampak Konflik Bersenjata RSF dan Militer Sudan

RSF menguasai El-Fasher pada 26 Oktober 2025, yang merupakan ibu kota Darfur Utara, dan dituduh melakukan pembantaian terhadap warga sipil.

Dengan perebutan El-Fasher, RSF kini menguasai seluruh lima negara bagian Darfur dari total 18 negara bagian di Sudan.

Sementara itu, militer Sudan mempertahankan kendali atas sebagian besar dari 13 negara bagian lainnya, termasuk ibu kota Khartoum.

Konflik bersenjata antara militer Sudan dan RSF telah berlangsung sejak April 2023 dan menyebabkan sedikitnya 40.000 orang tewas.

Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), sekitar 12 juta warga Sudan telah mengungsi akibat konflik yang berkepanjangan tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti