Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

China Tetapkan Zona Perlindungan Baru untuk Lindungi Bangkai Kapal Perang Era Dinasti Qing di Shandong

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

China Tetapkan Zona Perlindungan Baru untuk Lindungi Bangkai Kapal Perang Era Dinasti Qing di Shandong
Foto: (Sumber: Otoritas di Provinsi Shandong, China timur, telah menetapkan tambahan 43.000 meter persegi perairan pantai sebagai bagian dari zona perlindungan peninggalan budaya bawah air guna melindungi sisa-sisa tiga kapal perang yang tenggelam dari Perang China-Jepang Pertama. )

Pantau - Pemerintah Provinsi Shandong, China, menetapkan tambahan 43.000 meter persegi perairan pantai sebagai zona perlindungan peninggalan budaya bawah air untuk melindungi sisa-sisa tiga kapal perang yang tenggelam pada masa Perang China-Jepang Pertama.

Lindungi Sejarah Perang dan Warisan Budaya Laut

Zona perlindungan baru ini mencakup lokasi bangkai kapal perang Dingyuan, Laiyuan, dan Jingyuan yang merupakan bagian dari Armada Beiyang Dinasti Qing (1644–1912).

Ketiga kapal tersebut tenggelam di dekat Pulau Liugong, Teluk Weihai, pada kedalaman 4 hingga 6 meter, akibat kehancuran dalam pertempuran laut Perang China-Jepang Pertama yang dimulai pada 25 Juli 1894 di lepas pantai Asan, Korea, dan berakhir pada 1895.

Tahun 2025 menandai peringatan 130 tahun berakhirnya perang tersebut.

Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Shandong merilis koordinat resmi zona perlindungan di situs web mereka dan melarang aktivitas seperti penangkapan ikan, peledakan, serta konstruksi di wilayah tersebut.

Proyek Arkeologi Laut Terbesar dan Tersukses di Dunia

Investigasi arkeologi bawah air gabungan dilakukan oleh lembaga arkeologi China sejak 2017 hingga 2023, yang berhasil mengidentifikasi kapal dan menyelamatkan lebih dari 4.000 peninggalan budaya bawah laut.

Artefak-artefak tersebut kini disimpan di Administrasi Warisan Budaya Nasional dan Museum Perang China-Jepang.

Peneliti Zhou Chunshui menyebut proyek ini sebagai "proyek arkeologi medan perang laut terbesar, terlama, dan paling produktif di dunia."

Museum nasional terkait Armada Beiyang dan Perang China-Jepang Pertama yang terletak di Pulau Liugong berfungsi sebagai pusat pendidikan patriotik.

Pada Oktober 2025, museum tersebut mencatat kunjungan sebanyak 198.562 orang.

Penulis :
Gerry Eka