Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Trump Tetapkan 27 November 2025 sebagai Tenggat Rencana Damai Rusia-Ukraina, Zelensky Hadapi Dilema Berat

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Trump Tetapkan 27 November 2025 sebagai Tenggat Rencana Damai Rusia-Ukraina, Zelensky Hadapi Dilema Berat
Foto: (Sumber : Presiden AS Donald Trump (kedua dari kiri) menyambut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Gedung Putih di Washington, D.C., Amerika Serikat, (17/10/2025). ANTARA/Xinhua/Hu Yousong..)

Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump menetapkan tanggal 27 November 2025 sebagai batas waktu untuk menerima rencana perdamaian 28 poin yang diusulkan pemerintahannya dalam upaya mengakhiri konflik berkepanjangan antara Rusia dan Ukraina.

Pernyataan ini disampaikan Trump dalam wawancara dengan Fox News Radio pada Jumat, 21 November 2025.

“Saya memiliki banyak tenggat waktu, tetapi jika semuanya berjalan dengan baik, anda cenderung memperpanjang tenggat waktunya. Namun, Kamis (27/11), kami kira adalah waktu yang tepat,” ujarnya.

Trump juga menyinggung situasi terkini Ukraina yang dinilainya semakin terdesak dalam konflik militer.

Ia menyatakan bahwa Ukraina telah kehilangan sejumlah wilayah dan berada dalam posisi yang dapat menyebabkan kekalahan dalam waktu dekat jika tidak segera dilakukan upaya perdamaian.

Zelensky Tegaskan Komitmen Diplomatik, Hadapi Pilihan Sulit

Menanggapi dinamika ini, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky melakukan komunikasi via telepon dengan Wakil Presiden AS JD Vance.

Usai pembicaraan tersebut, Zelensky mengumumkan melalui platform media sosial X bahwa Ukraina sepakat untuk bekerja sama dengan Amerika Serikat dan Eropa di tingkat penasihat keamanan nasional.

Kerja sama itu bertujuan merumuskan jalur menuju perdamaian yang realistis dan dapat dijalankan semua pihak.

Dalam pidato kenegaraannya, Zelensky menyampaikan bahwa Ukraina kini berada dalam situasi dilematis.

“Ukraina saat ini dapat menghadapi pilihan yang sangat sulit: antara kehilangan martabat, atau risiko kehilangan mitra penting. Antara 28 poin yang sulit, atau musim dingin yang sangat sulit,” ucapnya.

Pernyataan tersebut menunjukkan tekanan politik dan diplomatik yang dihadapi pemerintah Ukraina dalam merespons proposal damai AS di tengah kondisi konflik yang masih berlangsung dan dukungan internasional yang terus menjadi penentu arah masa depan negara tersebut.

Penulis :
Aditya Yohan