
Pantau - Volume penjualan ritel di Inggris turun sebesar 1,1 persen pada Oktober 2025, menjadi penurunan pertama sejak Mei, di tengah melemahnya belanja konsumen menjelang musim diskon.
Data ini disampaikan oleh Kantor Statistik Nasional (Office for National Statistics/ONS) Inggris pada Jumat, 21 November 2025.
Sebelumnya, penjualan ritel sempat mencatat kenaikan 0,7 persen pada September 2025.
Namun secara keseluruhan, volume penjualan ritel Oktober tercatat 3,3 persen lebih rendah dibandingkan level prapandemi, yakni Februari 2020.
Konsumen Tertahan, Inflasi Tinggi Tekan Pengeluaran
Grant Fitzner, kepala ekonom di ONS, menjelaskan bahwa berbagai sektor mengalami penurunan penjualan.
"Supermarket, toko pakaian, dan peretail daring semuanya mengalami penjualan yang lebih lambat, dengan beberapa peretail melaporkan bahwa para konsumen menunggu penawaran Black Friday pada November," ungkapnya.
Penurunan penjualan supermarket terjadi untuk bulan kedua berturut-turut.
Sementara itu, inflasi tetap menjadi tekanan utama bagi daya beli masyarakat.
Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) Inggris naik 3,6 persen secara tahunan (year on year/yoy) pada Oktober 2025.
Angka ini hampir dua kali lipat dari target inflasi Bank of England sebesar 2 persen.
Inflasi tahunan untuk makanan dan minuman nonalkohol juga tercatat naik tipis menjadi 4,9 persen.
Indeks Kepercayaan Konsumen Menurun di Semua Aspek
Melemahnya kepercayaan konsumen terlihat jelas dalam survei terbaru dari GfK yang mencatat penurunan dua poin dalam indeks kepercayaan menjadi -19 pada November 2025.
Penurunan terjadi pada seluruh indikator utama, termasuk:
- Situasi ekonomi secara umum
- Situasi keuangan pribadi
- Indeks pembelian utama
"Ini merupakan serangkaian hasil yang suram menjelang pengumuman Anggaran pekan depan," ujar Neil Bellamy, direktur wawasan konsumen di GfK.
Ia menambahkan, "Penurunan di semua lima indikator menunjukkan bahwa masyarakat bersiap menghadapi berita buruk, dengan sedikit hal dalam kondisi saat ini yang dapat meningkatkan ekspektasi."
Penurunan indeks pembelian utama dinilai sebagai sinyal paling mengkhawatirkan.
Bellamy menyebut hal itu sebagai indikasi bahwa rumah tangga sedang memperketat pengeluaran mereka.
Ia juga menekankan bahwa pemerintah perlu memberikan kejelasan dan jaminan dalam Anggaran mendatang, karena konsumen tidak dapat memperolehnya secara mandiri.
- Penulis :
- Aditya Yohan







