HOME  ⁄  Geopolitik

Presiden Korea Selatan Desak Pemulihan Dialog dengan Korea Utara di Tengah Ketegangan Semenanjung

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Presiden Korea Selatan Desak Pemulihan Dialog dengan Korea Utara di Tengah Ketegangan Semenanjung
Foto: Arsip foto - Seorang tentara (kiri) dari Tentara Rakyat Korea Demokratik (DPRK) memperhatikan saat seorang tentara Korea Selatan berjaga di desa gencatan senjata Panmunjom, perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara 4/10/2007 (sumber: Xinhua/Gong Bing)

Pantau - Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung, menyerukan pentingnya pemulihan dialog antara Seoul dan Pyongyang di tengah situasi yang dinilainya sangat berbahaya di Semenanjung Korea.

Lee menyampaikan hal tersebut dalam konferensi pers saat penerbangannya dari Johannesburg menuju Ankara pada Minggu, 23 November 2025 waktu setempat, sebagai bagian dari kunjungannya ke empat negara di Afrika dan Timur Tengah.

Menurut Lee, ketegangan yang terjadi saat ini sangat rentan terhadap bentrokan yang tidak disengaja.

"Semenanjung berada dalam situasi yang sangat berbahaya dengan bentrokan yang tidak disengaja dapat terjadi kapan pun," ungkapnya.

Hubungan Dua Korea Semakin Memburuk

Lee menekankan bahwa hubungan antara Korea Selatan dan Korea Utara telah berubah menjadi sangat konfrontatif dan dipenuhi permusuhan.

Ia menyebut bahwa kedua belah pihak kini bahkan tidak memiliki kepercayaan dasar, yang menjadi hambatan besar dalam menciptakan stabilitas.

Lee juga mengungkapkan bahwa seluruh saluran komunikasi antara Seoul dan Pyongyang telah terputus, sehingga tidak ada cara untuk merespons secara cepat apabila insiden tidak disengaja terjadi.

Seruan untuk Dialog dan Pertimbangan Soal Latihan Militer

Meski demikian, Lee tetap menegaskan bahwa Korea Selatan harus melanjutkan upaya secara sabar demi memulihkan dialog dengan Republik Rakyat Demokratik Korea (RRDK).

Saat ditanya mengenai kemungkinan pengurangan latihan militer gabungan dengan Amerika Serikat sebagai bentuk inisiatif perdamaian, Lee memberikan jawaban yang diplomatis.

"Akan lebih baik jika latihan tersebut tidak perlu dilakukan apabila rezim perdamaian telah terbentuk dengan kuat di antara kedua Korea," ia mengungkapkan.

Lee menambahkan bahwa segala bentuk upaya menuju perdamaian harus tetap diupayakan demi menurunkan eskalasi dan mencegah konflik terbuka di Semenanjung Korea.

Penulis :
Leon Weldrick