
Pantau - Pemerintah Irak menargetkan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata budaya hingga mencapai 30 persen dari total anggaran negara sebagai langkah untuk mendiversifikasi ekonomi yang selama ini bergantung hingga 95 persen pada sektor minyak.
Fokus pada Rehabilitasi Situs Warisan dan Kerja Sama Internasional
Tujuan ambisius ini disampaikan oleh Wakil Menteri Kebudayaan, Pariwisata, dan Kepurbakalaan Irak, Fadel al-Badrani, dalam pernyataannya kepada kantor berita pemerintah Iraqi News Agency (INA) pada Senin, 24 November 2025.
Ia mengungkapkan bahwa pemerintah Irak telah memulai program rehabilitasi terhadap berbagai situs warisan budaya dan arkeologi sebagai bagian dari strategi peningkatan sektor pariwisata budaya.
"Pemilihan itu ... telah memberikan kami dorongan dan arah baru untuk menjadikan Baghdad, dengan segala sudut, jalan, dan tamannya, sebagai tempat yang memiliki daya tarik artistik dan wisata," ujar Badrani, merujuk pada penetapan Baghdad sebagai "Ibu Kota Pariwisata Arab" tahun 2025 oleh Organisasi Pariwisata Arab.
Badrani juga menyoroti meningkatnya kerja sama internasional dalam bidang arkeologi.
60 Misi Ekskavasi Internasional Beroperasi di Irak
Menurut Badrani, saat ini terdapat lebih dari 60 misi ekskavasi internasional yang aktif di berbagai wilayah Irak.
Misi-misi tersebut bekerja dalam kemitraan dengan para pakar arkeologi Irak, menunjukkan kebangkitan kerja sama global di bidang pelestarian sejarah dan budaya.
Perkembangan ini dinilai sebagai perubahan besar dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, ketika situasi keamanan di Irak membuat kehadiran tim arkeologi asing menjadi sangat terbatas.
Langkah ini diharapkan dapat memperkuat fondasi ekonomi Irak melalui sektor pariwisata, sekaligus meningkatkan citra negara sebagai pusat kebudayaan dan sejarah Timur Tengah.
- Penulis :
- Leon Weldrick







