Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Korea Selatan dan AS Gelar Dialog Perdana soal Korea Utara di Era Presiden Lee Jae Myung

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Korea Selatan dan AS Gelar Dialog Perdana soal Korea Utara di Era Presiden Lee Jae Myung
Foto: (Sumber: Arsip foto - Seorang tentara (kiri) dari Tentara Rakyat Korea Demokratik (DPRK) memperhatikan saat seorang tentara Korea Selatan berjaga di desa gencatan senjata Panmunjom, perbatasan antara Korea Selatan dan Korea Utara. ANTARA/Xinhua/Gong Bing/aa..)

Pantau - Korea Selatan dan Amerika Serikat menggelar pertemuan pada Selasa untuk mengoordinasikan kebijakan terhadap Korea Utara di tengah perbedaan pandangan antar-kementerian di Seoul.

Upaya Koordinasi Kebijakan terhadap Korea Utara

Pertemuan tersebut menjadi dialog pertama antara kedua negara sekutu mengenai isu Korea Utara sejak pemerintahan liberal Presiden Lee Jae Myung mulai menjabat pada Juni.

Pemerintah Korea Selatan berupaya memperbaiki hubungan antar-Korea yang selama ini mandek serta membantu menghidupkan kembali dialog antara Amerika Serikat dan Korea Utara.

Upaya diplomatik tersebut tetap dilakukan meskipun Korea Utara berulang kali menolak pendekatan dialog.

Pertemuan dipimpin oleh Wakil Menteri Luar Negeri Korea Selatan untuk Strategi Diplomatik dan Intelijen Jeong Yeon-doo.

Amerika Serikat diwakili oleh Duta Besar Amerika Serikat untuk Korea Selatan Kevin Kim yang bertindak sebagai pejabat sementara.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan sebelumnya menyatakan bahwa pertemuan ini akan membahas kebijakan terkait Korea Utara secara luas.

Pembahasan tersebut mencakup berbagai opsi untuk kembali melibatkan Korea Utara dalam dialog diplomatik.

Pemerintah Korea Selatan berharap kanal konsultasi dengan Amerika Serikat ini dapat berjalan secara rutin.

Perbedaan Sikap Internal dan Latar Belakang Historis

Pertemuan berlangsung di tengah keberatan dari Kementerian Unifikasi Korea Selatan yang menangani urusan antar-Korea.

Kementerian Unifikasi menilai dialog yang dipimpin Kementerian Luar Negeri dan Amerika Serikat berpotensi melemahkan peluang pemulihan hubungan dengan Pyongyang.

Menteri Unifikasi Chung Dong-young serta sejumlah anggota kabinet lainnya dilaporkan khawatir dialog ini akan mengulang pengalaman kelompok kerja bilateral Korea Selatan dan Amerika Serikat pada era pemerintahan Moon Jae-in.

Kelompok kerja tersebut dibentuk pada November 2018 dan berjalan hingga 2021 untuk memperkuat koordinasi kebijakan kedua negara terkait Korea Utara.

Koordinasi kebijakan saat itu mencakup isu denuklirisasi, sanksi internasional, serta kerja sama antar-Korea.

Pemerintahan Moon Jae-in sebelumnya aktif mendorong rekonsiliasi dengan Pyongyang dan memfasilitasi perundingan nuklir antara Korea Utara dan Amerika Serikat.

Dalam perkembangannya, kelompok kerja tersebut dipersepsikan sebagai mekanisme pengawasan yang menghambat agenda perdamaian Korea Selatan.

Persepsi itu muncul karena pembahasan dinilai lebih menekankan kepatuhan terhadap sanksi internasional terhadap Korea Utara.

Selama ini Kementerian Unifikasi kerap dilibatkan dalam sejumlah konsultasi bilateral utama dengan Amerika Serikat terkait Korea Utara.

Pada Senin sebelumnya, Kementerian Unifikasi menyatakan tidak akan menghadiri pertemuan Selasa tersebut.

Kementerian Unifikasi juga menyatakan akan menggelar pembicaraan tersendiri dengan Amerika Serikat terkait kebijakan Korea Utara jika diperlukan.

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan menegaskan bahwa pertemuan Selasa merupakan tindak lanjut dari kesepakatan dalam lembar fakta KTT bersama.

Lembar fakta KTT bersama tersebut menegaskan komitmen Korea Selatan dan Amerika Serikat untuk melakukan konsultasi erat mengenai Korea Utara.

Penulis :
Aditya Yohan