
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump memperingatkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu agar segera mengubah kebijakan Israel di wilayah Tepi Barat, yang dinilai berisiko mengganggu proses perdamaian di Jalur Gaza.
Peringatan tersebut disampaikan dalam pertemuan resmi keduanya pada Senin, 29 Desember 2025, seperti dilaporkan oleh Axios, Sputnik, dan RIA Novosti.
Trump menyatakan bahwa langkah-langkah Israel di Tepi Barat, termasuk kekerasan oleh pemukim dan ekspansi permukiman ilegal, bisa memperkeruh situasi regional serta mengancam stabilitas gencatan senjata yang sedang berlangsung.
Komitmen Netanyahu dan Situasi Terkini
Menanggapi peringatan Trump, Netanyahu berjanji akan mengambil tindakan lebih tegas terhadap kekerasan yang dilakukan pemukim Israel di wilayah Tepi Barat.
Ia juga menyatakan komitmennya untuk mendukung fase kedua dari kesepakatan damai di Jalur Gaza serta melanjutkan dialog keamanan dengan pemerintahan baru Suriah.
Namun, kekhawatiran internasional terus meningkat terkait kondisi kemanusiaan di Tepi Barat.
Data dari Kantor Komisaris Tinggi HAM PBB (OHCHR) mencatat bahwa sejak 7 Oktober 2023 hingga 13 November 2025, sedikitnya 1.017 warga Palestina tewas di Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dengan 221 di antaranya adalah anak-anak.
Selain itu, tercatat 59 warga Israel juga tewas dalam bentrokan atau serangan di wilayah tersebut.
Permukiman Ilegal dan Peluang Perdamaian
Isu ekspansi permukiman ilegal Israel menjadi titik sensitif dalam hubungan Israel dengan Otoritas Palestina maupun komunitas internasional.
Trump menyampaikan bahwa tindakan sepihak Israel dapat merusak peluang damai yang sedang diupayakan, terutama di tengah gencatan senjata yang rapuh di Gaza.
Pertemuan ini menandai pendekatan baru dari pemerintahan Trump yang lebih aktif dalam mendorong stabilitas dan menahan eskalasi konflik di kawasan.
- Penulis :
- Gerry Eka
- Editor :
- Tria Dianti







