
Pantau.com - Rusia menyatakan jika prediksi Presiden Amerika Serikat Donald Trump menerima nobel perdamaian dunia hanya sebuah kelicikan dari Amerika Serikat sendiri.
Seperti diketahui, AS menjadi salah satu inisiator dalam pertemuan bersejarah antara Korea Utara dan Korea Selatan dalam perjanjian denuklirisasi di Semenanjung Korea.
"Saya melihat ini sebagai upaya untuk menjadikan Amerika Serikat sebagai penyumbang yang luar biasa dan satu-satunya bagi perubahan haluan Korea. Tentu saja ini tidak benar. Jika AS pernah memainkan peran yang luar biasa, itu adalah peran mereka dalam memprovokasi ketegangan di semenanjung Korea dan provokasi konstan yang ditujukan terhadap DPRK," kata Ketua Komite Rumah Hulu Rusia untuk Senat Hubungan Internasional Konstantin Kosachev kepada TASS yang dikutip Pantau.com dari Russia Today, Senin (30/4/2018).
Baca juga: Rumah Taruhan Inggris Prediksi Donald Trump-Kim Jong Un Raih Nobel Perdamaian
Kosachev menambahkan bahwa ia yakin bahwa program nuklir Korea Utara telah diluncurkan sebagai balasan atas berbagai tindakan permusuhan dengan AS. Ia menambahkan, Rusia dan China juga terlibat dalam pertemuan Kim Jong Un dengan Moon Jae-in.
Kosachev juga mencatat bahwa nominasi yang diusulkan dari Donald Trump untuk Hadiah Nobel Perdamaian adalah serupa dengan menyerahkan penghargaan kepada Barack Obama pada tahun 2009.
Pernyataan Senator Rusia itu muncul segera setelah Senator AS Lindsey Graham menulis bahwa Presiden AS Donald Trump harus menerima Hadiah Nobel Perdamaian jika ia berhasil merundingkan denuklirisasi Semenanjung Korea.
Donald Trump convinced North Korea and China he was serious about bringing about change. We're not there yet, but if this happens, President Trump deserves the Nobel Peace Prize. https://t.co/XlXWRp2TrI
— Lindsey Graham (@LindseyGrahamSC) 27 April 2018
“Donald Trump meyakinkan Korea Utara dan China bahwa dia serius untuk membawa perubahan. Kami belum ada di sana, tetapi jika ini terjadi, Presiden Trump berhak mendapat Hadiah Nobel Perdamaian,” cuit Graham.
Awal pekan ini, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan Presiden Korea Selatan Bulan mengadakan KTT perdamaian pertama setelah itu kedua pemimpin berjanji untuk mengakhiri perang Korea.
Baca juga: Trump: Pertemuan dengan Kim Tiga Minggu Lagi
- Penulis :
- Widji Ananta










