
Pantau - Pagelaran Sabang Merauke bertema Hikayat Nusantara sukses digelar di Indonesia Arena, Senayan, Jakarta, pada Jumat malam, 22 Agustus 2025, dengan melibatkan sekitar 1.500 pelaku seni untuk menyuguhkan kisah budaya dari berbagai penjuru Indonesia.
Kisah Rakyat dan Tokoh Legenda Meriahkan Panggung
Acara ini mengangkat kekayaan budaya Indonesia melalui pertunjukan yang memadukan musik, tari, dan teater, dengan mengajak penonton menyelami berbagai cerita rakyat Nusantara.
Cerita rakyat seperti Malin Kundang dari Sumatera Barat dan Yuyu Kangkang dari Jawa Timur ditampilkan secara teatrikal, lengkap dengan tokoh-tokoh legenda seperti Hanoman, Dewa Tumang dari legenda Tangkuban Perahu, serta kelompok Punakawan yang dikenal dalam pewayangan Jawa.
Alat musik tradisional dan tarian dari Aceh, Kalimantan, hingga Papua turut memperkaya suasana panggung.
Jakarta Concert Orchestra tampil membawakan lagu-lagu daerah dalam aransemen orkestra megah yang dikembangkan oleh Elwin Hendrijanto sebagai direktur musik, Avip Priatna sebagai konduktor, dan Kiki Dunung sebagai seniman musik tradisi.
Elemen musik dalam pagelaran ini menggabungkan unsur kebaruan, tradisi otentik, kemegahan orkestra, dan semangat kehidupan berbangsa di Indonesia.
Koreografer Shandidea Cahyo menyusun gerakan tari teatrikal yang energik dan memukau.
Sebanyak 351 penari telah menjalani latihan intensif di Yogyakarta sebelum naik ke atas panggung.
Atraksi menegangkan seperti menari di atas pecahan piring dalam tarian piring khas Minangkabau dan aksi Lompat Batu dari Nias berhasil membuat penonton terpukau.
Yura Yunita turut memeriahkan suasana saat menyanyikan lagu "Injit-Injit Semut" dari Jambi, dengan anak-anak mengenakan kostum semut yang mengundang senyum dan tawa dari penonton.
Persiapan Satu Tahun, Tata Panggung Sarat Makna
Sutradara Rusmedie menjelaskan bahwa konsep cerita telah disiapkan selama sekitar satu tahun melalui riset mendalam yang mengedepankan unsur edukasi tanpa mengesampingkan aspek hiburan.
Tata panggung dirancang sederhana namun penuh makna oleh perancang Iskandar Loedin.
Panggung dibentuk menyerupai tangga melingkar dari kanan ke kiri, dengan sebuah lingkaran di tengah sebagai pusat pertunjukan.
Warna panggung juga menyimbolkan kondisi geografis Indonesia, di mana biru mewakili lautan dan cokelat menggambarkan daratan.
Tribun Indonesia Arena malam itu dipenuhi penonton dari berbagai kalangan, termasuk keluarga yang mengenakan pakaian bercorak wastra Nusantara.
Decak kagum terdengar terus-menerus sepanjang pertunjukan saat para seniman tampil dengan kostum panggung yang indah dan berwarna-warni.
Pagelaran Sabang Merauke diharapkan mampu menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap seni dan budaya Indonesia sekaligus memperkuat identitas kebangsaan melalui kisah-kisah hikayat Nusantara.
- Penulis :
- Aditya Yohan